Ilustrasi - Polisi menetapkan lima orang sebagai tersangka kasus dugaan TPPO berkedok magang kerja di Jerman. (Istimewa)

Uskup Agung Minta Penanganan TPPO Dikerjasamakan dengan Pihak Internasional

Ciremaitoday.com, Jakarta – Kasus tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dinilai sebagai masalah serius. Tidak hanya di dalam negeri, penanganan kasus ini memerlukan kerja sama dengan pihak internasional.

Hal itu disampaikan Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo. Surhayo menekankan agar pihak berwenang di dalam negeri menjalin kerja sama dengan dunia internasional saat menangani kasus TPPO.

“Mengenai TPPO, kalau menyangkut negara seperti Jerman, itu kan sangat mengejutkan. Di dalam lingkungan gereja itu ada gerakan atau organisasi internasional namanya Talitha Kum, yang ada di organisasi itulah yang menangani perdagangan orang itu dan seringkali diajak ke sini (Gereja Katedral) untuk diminta bercerita,” kata Suharyo, menanggapi kasus perguruan tinggi yang terlibat TPPO dengan modus program magang untuk mahasiswa ke Jerman atau ferien job, Minggu (31/3/2024).

Saat menggelar konferensi pers memperingati Paskah 2024 di Gereja Katedral, Jakarta, itu, dia menjelaskan bahwa di kalangan Serikat Yesus atau yang biasa dikenal dengan Yesuit, juga ada Yesuit Refugee Service untuk membantu menangani kasus TPPO.

“Karena pengungsi-pengungsi yang datang dari Srilanka itu terkait juga dengan perdagangan orang ternyata, disuruh bayar ini dan itu,” ucapnya.

Ia mengemukakan sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto juga telah mengecek langsung pengamanan di Gereja Katedral Jakarta, yang memulai rangkaian ibadah tri hari suci Paskah pada Kamis (28/3/2024).

“Menkopolhukam kemarin datang ke sini dan sudah berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri, Mendikbudristek, Kepolisian, dan pihak-pihak lain, akan diurus. Memang saya melihat, sangat menggiurkan perdagangan orang itu, di Asia itu asetnya sampai Rp2.500 triliun,” tuturnya.

Menurutnya, TPPO berawal dari keserakahan umat manusia yang menginginkan keuntungan lebih besar tanpa mempedulikan saudara sendiri.

“Itu kembali lagi pada keserakahan, sampai memperdagangkan orang dan saudara-saudaranya sendiri,” ucap Suharyo. (*)

Array
header-ads

Berita Lainnya