Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi (kiri) saat mengikuti panen raya di Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (9/3/2024). (ANTARA/HO-Humas Pemkab Majalengka)

Demak Panen Raya 560 Ribu Ton Gabah Kering

Ciremaitoday.com, Jakarta – Kabupaten Demak, Jawa Tengah, melakukan panen raya sekitar 560 ribu ton gabah kering. Ratusan ribu ton gabah kering itu dipanen dari lahan seluas 48.791 hektare (ha).

“Di Demak, petani berhasil memanen padi di lahan puluhan ribu hektare atau sekitar 560 ribu ton gabah kering. Meski sedikit terkendala panen di awal masa panen karena banjir,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi di Jakarta, Minggu (10/3/2024).

Menurut Suwandi, dengan adanya panen raya padi di Kabupaten Demak seluas 48.791 hektare membuat harga gabah turun. Ia mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Demak yang terus mengawal jalannya pertanian di wilayah mereka dengan baik sehingga bisa melakukan panen mencapai 560 ribu ton gabah kering.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Bapak Amran Sulaiman, sektor pertanian beras harus menjadi fokus utama dalam memenuhi kebutuhan pangan di wilayah. Alhamdulillah ini berjalan sesuai dengan arahan pak Mentan, untuk fokus memantau perkembangan tanaman pertanian padi di wilayah,” ujar Suwandi.

Dia memaparkan, di Kabupaten Demak pemerintah setempat sudah berhasil mengawal dan memastikan pertanian padi berjalan dengan baik. Menurutnya, saat Kabupaten Demak, Grobogan dan Kudus terkena musibah banjir pada awal Februari 2024 lalu, Kementerian Pertanian memberikan bantuan combine harvester 10 unit di Demak, 10 unit di Grobogan dan lima unit di Kudus dikelola sebagai brigade panen.

Ia menilai, progres masa panen yang sedang dilakukan oleh petani di Kabupaten Demak, akan membantu menekan tingginya harga beras daerah tersebut.

“Ini tentu akan menstabilisasi harga beras di wilayah dan juga membantu kebutuhan pangan secara nasional,” kata dia sebagaimana ditulis Kantor Berita Antara.

Suwandi mengatakan sesuai data BPS, secara nasional pada Maret hingga April memasuki panen raya dengan potensi menghasilkan 8,5 juta ton beras.

“Ini menjadi momentum baik untuk diserap dan sebagian dijadikan stok, langkah antisipasi telah dilakukan penanganan panen dan pascapanen di saat musim hujan dan gerakkan setelah dipanen untuk segera diolah tanah dan ditanami lagi guna mengejar air,” ucapnya.

Bupati Demak Eisti’anah mengungkapkan bahwa luas lahan tanaman padi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang dipanen mencapai 19.710 hektare atau setara 40,39 persen dari total lahan tanaman padi seluas 48.791 hektar hingga bulan Maret.

“Dari 40,39 persen luas lahan yang dipanen jumlah produksinya berkisar 151.000 ton gabah kering panen,” kata Eisti’anah.

Ia memperkirakan semua lahan tanaman padi di Kabupaten Demak selesai dipanen pada bulan April 2024. Dia mengatakan jika semua lahan tanaman padi seluas 48.791 hektare pada musim tanam pertama ini dipanen, maka total produksinya berkisar 560.000 ton gabah kering panen.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan menambahkan bahwa musim panen tanaman padi diperkirakan akan berakhir pada April 2024. Hal itu, sambungnya, disebabkan karena terdapat beberapa kecamatan yang tanamannya mundur dari jadwal, dari rencana November 2023, mundur menjadi Desember 2023 dan ada yang baru mulai Januari 2024.

“Mudah-mudahan saat dipanen tidak ada serangan hama, sehingga petani tidak mengalami kerugian karena harga jual gabahnya saat ini juga mulai turun,” ujarnya.

Agus berharap harga jual gabah kering panen tidak turun lagi, karena pekan ini harga jualnya sudah turun dari sebelumnya mencapai Rp8.400 per kilogram, kini menjadi Rp7 ribuan per kilogram.

Harga Beras Turun

Selain di Demak, Jawa Tengah, panen raya juga terjadi pada sejumlah wilayah di Indonesia lainnya. Dengan memasuki musim panen, diharapkan harga beras akan ikut turun dan terjangkau oleh masyarakat.

Di tempat terpisah, yaitu di Cianjur, Jawa Barat, harga beras mulai mengalami penurunan. Bulog Cianjur mencatat harga beras di sejumlah pasar dan penyedia beras atau distributor mengalami penurunan sekitar Rp2.000 per kilogram untuk jenis medium dan premium, dimana jenis premium dijual Rp15 ribu per kilogram dan medium Rp13 ribu per kilogram.

Kepala Bulog Cianjur, Renato Horison pada Minggu siang mengatakan, turunnya harga beras menjelang Ramadan, setelah pihaknya bersama pemerintah daerah menggencarkan pasar pangan murah dengan membawa stok lebih dari 15 ton beras setiap kegiatan.

“Saat ini harga beras di pasaran sudah mulai turun, untuk premium sejak satu bulan terakhir dijual Rp17 ribu turun menjadi Rp15 ribu per kilogram dan untuk medium yang semula Rp15 ribu menjadi Rp13 ribu per kilogram dengan stok melimpah,” kata Renato.

Dia menjelaskan, satu pekan menjelang masuknya Ramadhan stok yang tersedia di gudang Cianjur sekitar 1.600 ton, dan akan terus ditambah dari pusat sehingga stok dipastikan aman sampai tiga bulan ke depan. (*)

Array
header-ads

Berita Lainnya