Caption: Aktivitas warga Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, saat melakukan pengurugan di ruas jalan Ki Gede Mayung, bersama kepala desa setempat. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday

Warga Desa Pangkalan Cirebon Patungan Urug Jalan Berlubang, Kuwu: Agar Tidak Ada Lagi Kecelakaan

Ciremaitoday.com, Cirebon-Warga Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, melakukan aksi luar biasa dengan memperbaiki ruas jalan di desa mereka secara swadaya. Mereka terpaksa mengambil inisiatif karena jalan utama yang menghubungkan antara Kecamatan Plered dan Kecamatan Gunungjati tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah secara menyeluruh.

Dalam kondisi memprihatinkan, hampir seluruh ruas jalan yang bernama Ki Gede Mayung itu dipenuhi lubang yang berukuran besar dan dalam. Situasi semakin buruk saat musim hujan tiba, dengan banyak pengendara yang tergelincir dan jatuh akibat kondisi jalan yang berbahaya, karena hampir 90 persen apal di jalan tersebut sudah terkelupas.

Kuwu/Kepala Desa Pangkalan, Iman, menyampaikan bahwa inisiatif pengurugan jalan dilakukan oleh masyarakat sendiri untuk mengurangi kecelakaan yang sering terjadi.

“Masyarakat antusias sampai urunan (patungan) untuk beli urugan agar tidak ada lagi orang kecelakaan,” ujar Iman, kepada wartawan saat ditemui di lokasi jalan rusak, Sabtu (20/4).

Menurutnya, masyarakat berpartisipasi dengan sukarela, mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 10 ribu untuk membeli urugan material batu bercampur tanah dan pasir. Meskipun sudah dua kali di urug sejak tahun lalu, namun urugan tersebut hanya bertahan selama 2-3 bulan dan hancur lagi jika terkena hujan.

Tahun kemarin, kata dia, warga secara swadaya mampu mengumpulkan dana untuk membeli 11 dum truk urugan seharga Rp 700 permobilnya atau totalnya senilai Rp 7,7 juta. Namun untuk sat ini di tengah ekonomi yang cukup sulit, dana patungan yang terkumpul untuk membeli urugan baru Rp 4 juta.

“Harapan kami supaya PUTR dan Pak Bupati, mohon setidaknya jalan ini harus segera diberesin seperti jalan-jalan yang di sana di wilayah Plered itu,” ucapnya.

Kata Iman, jalan yang rusak tersebut memiliki panjang sekitar 250 meter. Namun, hingga saat ini, pemerintah terlihat belum memberikan respons yang memadai terhadap kondisi jalan yang memprihatinkan ini.

Kondisi tersebut juga dikeluhkan oleh pengguna kendaraan yang yang melintasi ruas jalan tersebut, seperti salah satunya, Anton, warga Desa Bakung Kidul. Ia menilai pemerintah bersikap tanggung dalam memperbaiki jalan rusak.

“Saya tiap hari lewat sini, kalau lewat jalan ini ya harus hati-hati. Kadang ada yang jatuh kena lubang, ada juga yang tergelincir karena licin kalau hujan. Kan banyak lumpurnya, aspalnya hampir gak ada ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, pemerintah memang telah melakukan perbaikan di ruas jalan tersebut pada tahun lalu. Namun perbaikan tersebut tidak dilakukan secara menyeluruh sehingga menyisakan beberapa ratus meter jalan rusak yang semakin parah. (*)

Array
header-ads

Berita Lainnya