Caption: Petani sekaligus pedagang buah timun suri di Desa Pangkalan Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Nurman, saat sedang memanen timun suri di ladangnya. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday

Timun Suri Tetap Jadi Berkah Ramadan Bagi Petani dan Pedagang di Cirebon

Ciremaitoday.com, Cirebon-Bulan Ramadan selalu menjadi momen spesial dan penuh berkah bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia khususnya daerah Cirebon.

Bagaimana tidak, tradisi berbelanja untuk persiapan berbuka puasa menjadi momentum penting bagi para pedagang dan petani buah, seperti timun suri.

Timun suri, dengan kandungan airnya yang tinggi dan rasa segarnya, menjadi pilihan favorit masyarakat untuk menyejukkan tenggorokan saat berbuka puasa.

Seorang petani sekaligus pedagang buah timun suri di Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Nurman, mengatakan, peningkatan permintaan yang signifikan selama bulan Ramadan, dengan lonjakan penjualan yang meningkat tiap harinya.

“Saat bulan Ramadan, penjualan timun suri memang selalu meningkat drastis. Para pembeli mulai berdatangan sejak sore hari untuk memilih-milih buah yang segar untuk berbuka puasa,” ungkap Nurman kepada wartawan saat ditemui ketika sedang memanen buah timun suri di ladangnya, Minggu (17/3).

Menurutnya, harga timun suri per kilogramnya berkisar antara Rp 6 sampai 8 ribu. Namun, jika dibeli borongan oleh pengepul, hanya dikisaran harga Rp 3 sampai 4 ribu, artinya harga tersebut terbilang cukup sepadan dengan biaya dan tenaga yang dikeluarkan selama proses awal penanaman hingga panen.

 

Caption: hasil panen buah timun suri yang siap di jual ke pembeli. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday

 

 

Meskipun harga timun suri sedikit naik selama bulan Ramadan, hal ini tidak mengurangi minat masyarakat untuk membelinya. Apalagi, di musim penghujan pada Ramadan saat ini hasil panen timun suri mengalami penurunan.

Hal itu kata dia, karena buah timun suri yang baru berumur hitungan hari menguning dan membusuk karena kondisi tanah yang lembab akibat hujan. Dengan demikian, buah tersebut tidak bisa bertahan hingga matang lalu di panen.

“Meskipun naik sedikit, tapi kita bisa merasakan keberkahannya di bulan Ramadan. Alhamdulillah, semoga rezeki dari penjualan ini menjadi berkah bagi kita semua,” ucapnya.

Adapun untuk biaya yang dikeluarkan selama 55 hari masa tanam hingga panen timun suri, kata dia, untuk lahan berukuran 200×30 meter dibutuhkan sekitar Rp 3 juta. Biaya itu, untuk tenaga, obat-obatan, dan pupuk.

Saat ini, dirinya baru melakukan panen buah tersebut selama 3 kali dengan jumlah total 350 kilogram.

“Yang pertama 50 kilo, kedua 100 kilo, ketiga 200 kilo, Alhamdulillah. Biasanya sih naik turun hasil panennya. Kita bisa panen sampai 10 kali,” pungkasnya.(*)

Array
header-ads

Berita Lainnya