Ciremaitoday.com, Cirebon-Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat memberikan sebuah penghargaan kepada Panglima Tinggi Laskar Agung Macam Ali Cirebon, Prabu Diaz. Penghargaan ini diberikan secara langsung oleh Walikota Cirebon, Nasrudin Azis bertepatan saat momen acara peringatan HUT RI ke 78 di Kota Cirebon, Kamis (17/8/2023).
Prabu Diaz diberi pengharapan sebagai Penggerak Toleransi Internasional Thu Dong. Dia dianggap telah sukses pada saat mengawal perjalanan 32 Biksu atau Bhante yang melakukan ritual Thu Dong atau jalan kaki menuju Candi Borobudur, Jawa Tengah.
“Saya kaget, dapat penghargaan dari pemerintah Kota Cirebon. Dan ternyata cuma satu-satunya dalam acara tersebut. Hanya saya. Penghargaan ini yang ditandatangani oleh bapak Walikota Cirebon, Nasrudin Azis,” ungkap Prabu Diaz kepada wartawan di Kota Cirebon, Jumat (18/8/2023).
“Penghargaannya berupa sebagai penggerak toleransi yang telah sukses membawa 32 Biksu Thudong melelewati batas negara sekitar 3 ribu kilometer berjalan kaki sampai Candi Borobudur,” sambungnya.
Menurut dia, ritual Thu Dong ini sudah dirintis sejak tahun 2019 lalu. Namun, tidak bisa dilaksanakan karena saat itu virus covid-19 sedang mewabah keseluruh dunia.
“Ijin menyampaikan bahwa Thudong dirintis dari tempat ini di markas Macam Ali pada tahun 2019. Dimana kami kedatangan seorang Bhante dan dua seorang Lumpo dari Thailand dan Nepal, meminta kami untuk menyelenggarakan Thudong,” katanya.
Prabu Diaz juga mengungkapkan, toleransi beragama di Cirebon ini sudah terjaga semenjak abad ke 14 silam. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya tempat-tempat ibadah dari berbagai agama diwilayah Cirebon yang terjaga hingga sekarang.
Masyarakatnya pun, hidup rukun berdampingan dan saling menjaga satu sama lain. Padahal Cirebon merupakan kerajaan Islam di Nusantara.
“Bisa dilihat, cikal bakal kerajaan Cirebon, yaitu Witana yang kini berada di belakang Keraton Kanoman saat ini dikelilingi oleh banyak Gereja dan juga ada vihara,” ungkapnya.
“Tapi semua tidak pernah terjadi benturan ketika proses peribadahan masing-masing umat beragama itu berlangsung,” pungkasnya. (*)