CIREMAITODAY.COM, Indramayu – Peringatan Hari Ibu di Indramayu dinilai perlu dimaknai lebih dari sekadar seremoni tahunan. Momentum ini menjadi ruang refleksi kritis untuk menyoroti akses perempuan di ruang publik serta persoalan perkawinan anak yang masih terjadi.
Sekretaris Cabang Koalisi Perempuan Indonesia Kabupaten Indramayu, Laely Khiyaroh, menilai Hari Ibu relevan untuk melihat posisi perempuan secara utuh dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Perempuan di Indramayu tidak hanya menjalankan peran domestik, tetapi juga terlibat sebagai pekerja, penggerak komunitas, hingga bagian dari pembangunan di tingkat lokal.
Namun di lapangan, partisipasi perempuan masih berhadapan dengan hambatan struktural. Norma gender, keterbatasan akses pendidikan dan ekonomi, serta minimnya keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan menjadi faktor yang membatasi keterlibatan mereka di ruang publik.
Kondisi tersebut berkaitan langsung dengan praktik perkawinan anak. Data Pengadilan Agama Indramayu mencatat hingga Desember 2024 terdapat 332 perkara dispensasi kawin. Meski jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2023, angka tersebut menunjukkan persoalan perkawinan anak masih menjadi tantangan serius, terutama bagi anak perempuan.
“Perkawinan anak perlu dipahami bukan sebagai persoalan individual atau kultural semata, melainkan sebagai dampak dari ketimpangan struktural dalam akses terhadap ruang publik dan sumber daya,” demikian salah satu poin refleksi yang disampaikan Laely Khiyaroh, Senin (22/12).
Koalisi Perempuan Indonesia di Indramayu terus mendorong keterlibatan perempuan dalam pencegahan perkawinan anak. Upaya tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah desa, lembaga pendidikan, serta organisasi masyarakat dalam bentuk kampanye sosial dan pendidikan. Materi yang disampaikan mencakup hak anak, risiko perkawinan anak, kesehatan reproduksi, serta pentingnya pendidikan berkelanjutan.
Langkah kolaboratif ini diarahkan untuk membuka ruang publik yang lebih inklusif dan memperkuat posisi tawar perempuan serta anak perempuan di tengah tekanan sosial dan ekonomi.
Hari Ibu diharapkan menjadi pengingat penting untuk melihat ibu dan perempuan sebagai agen perubahan sosial. Refleksi ini juga menjadi ajakan bersama untuk memperluas akses perempuan di ruang publik serta memperkuat pencegahan perkawinan anak demi masa depan Indramayu yang lebih adil dan inklusif.