CIREMAITODAY.COM – Angin duduk adalah istilah medis yang mungkin terdengar asing, tetapi penting untuk dipahami karena berkaitan dengan kesehatan jantung.
Kondisi ini, juga dikenal sebagai iskemia, seringkali menjadi tanda adanya masalah serius dalam sistem peredaran darah.
Mengetahui gejala, penyebab, dan cara pencegahan angin duduk adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung dan menghindari komplikasi lebih lanjut.
Dilansir Ciremai Today dari Gleneagles, angin duduk adalah nyeri atau sakit pada dada yang terjadi karena jantung tidak mendapat pasokan darah yang kaya akan oksigen.
Penyebab umum penyakit angin duduk, yaitu penyumbatan sebagian maupun seluruhnya pada satu atau lebih arteri jantung.
Angin duduk biasa digambarkan seperti rasa tertekan atau terimpit pada dada. Kadang-kadang, nyeri ini juga dapat terjadi pada bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung
Meski bukan penyakit, kondisi ini bisa menandakan bahwa Anda mengalami penyakit jantung koroner.
Wanita lebih berisiko mengalami angin duduk daripada pria.
Jenis-jenis angin duduk
Ada beberapa jenis angin duduk.
Angin duduk mikrovaskular, biasanya terjadi saat Anda menjalani aktivitas sehari-hari dan merasa stres. Jenis angin duduk ini dapat disertai sesak napas, gangguan tidur, kelelahan, dan kelesuan.
Angin duduk stabil, biasanya muncul selama aktivitas fisik, misalnya saat berolahraga atau menaiki tangga. Gejalanya akan mereda setelah Anda beristirahat atau meminum obat.
Angin duduk tidak stabil, muncul bahkan pada saat istirahat. Selain tidak terduga, angin duduk tidak stabil biasanya lebih parah dan berlangsung lebih lama daripada angin duduk stabil. Gejalanya bisa jadi tidak kunjung sembuh meski sudah beristirahat atau meminum obat. Kondisi ini bisa juga menandakan serangan jantung.
Apa saja gejala angin duduk?
Gejala utama angin duduk adalah rasa nyeri atau sakit pada dada, terutama sensasi seperti jantung terimpit atau tertekan.
Gejala lainnya adalah:
Pusing
Kelelahan
Mual
Rasa sakit pada lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung
Sesak napas
Berkeringat
Kapan harus ke IGD
Jika nyeri dada yang Anda alami berlangsung lebih dari beberapa menit dan tidak mereda setelah beristirahat atau meminum obat pereda angin duduk, kondisi ini bisa menjadi tanda serangan jantung.
Apa penyebab angin duduk?
Angin duduk terjadi karena berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Darah mengandung oksigen yang sangat diperlukan oleh otot jantung.
Penyebab paling umum berkurangnya aliran darah adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini terjadi ketika terdapat penumpukan lemak, atau plak, pada pembuluh darah
yang memasok darah dan oksigen ke jantung. Penumpukan plak ini juga dikenal dengan nama aterosklerosis.
Ketika Anda beristirahat, otot jantung mungkin masih bisa mengatasi aliran darah yang berkurang tanpa memicu gejala angin duduk. Namun, angin duduk dapat terjadi ketika kebutuhan akan oksigen bertambah, misalnya, saat berolahraga atau beraktivitas berat.
Angin duduk (nyeri dada) terjadi ketika aliran darah ke jantung tidak memadai akibat penyempitan atau penyumbatan arteri jantung.
Apa saja faktor risiko angin duduk?
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terserang penyakit jantung koroner dan angin duduk.
Diabetes.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan angin duduk melalui peningkatan kadar kolesterol dan percepatan terjadinya aterosklerosis.
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Anda lebih berisiko mengalami angin duduk jika orang tua atau saudara kandung Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau angin duduk.
Kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi dalam darah.
Jika pola makan Anda tidak sehat, kemungkinan besar Anda akan memiliki kadar kolesterol “jahat”, atau kolesterol lipoprotein berkerapatan rendah (LDL), dan trigliserida (sejenis lemak darah) yang tinggi. Kondisi ini meningkatkan risiko angin duduk dan serangan jantung.
Tekanan darah tinggi, yang mempercepat pengerasan arteri.
Kurang olahraga.
Gaya hidup yang minim aktivitas fisik dapat menyebabkan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan obesitas.
Pertambahan usia.
Obesitas, berkaitan dengan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Jika Anda kelebihan berat badan, jantung harus bekerja ekstra keras untuk memasok darah ke tubuh.
Stres.
Konsumsi produk tembakau.
Merokok, mengunyah tembakau, dan terpapar asap rokok dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan dinding arteri.
Akibatnya, kolesterol akan menumpuk dan menyumbat aliran darah.
Apa saja komplikasi dan penyakit terkait angin duduk?
Nyeri dan sakit pada dada akibat angin duduk dapat membuat aktivitas biasa, bahkan sekadar berjalan, terasa tidak nyaman.
Komplikasi angin duduk yang paling berbahaya adalah serangan jantung.
Bagaimana cara mencegah angin duduk?
Faktor risiko mengalami angin duduk dapat ditekan dengan cara mengubah gaya hidup, antara lain:
Menerapkan pola makan sehat dan menjaga berat badan ideal.
Lebih sering berolahraga, kecuali jika dokter tidak menganjurkannya.
Mengikuti vaksinasi influenza setiap tahun untuk mencegah komplikasi penyakit jantung dari virus influenza.
Membatasi konsumsi alkohol. Konsumsi minuman beralkohol untuk pria disarankan maksimal 2 gelas per hari, sedangkan untuk wanita maksimal 1 gelas per hari.
Memantau dan mengontrol kondisi kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Berhenti merokok dan mengurangi paparan asap rokok.
Menghindari stres.
Angin duduk adalah istilah yang merujuk pada kondisi nyeri dada yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan pada satu atau lebih arteri jantung.
Penyumbatan ini dapat terjadi sebagian atau sepenuhnya, mengakibatkan berkurangnya aliran darah yang diperlukan otot jantung.
Gejala angin duduk biasanya digambarkan sebagai rasa tertekan atau terimpit di dada, namun nyeri ini juga bisa menyebar ke bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung.
Meskipun bukan penyakit itu sendiri, angin duduk sering kali menjadi indikator adanya masalah jantung koroner.
Menariknya, wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami angin duduk dibandingkan pria.
Jenis-Jenis Angin Duduk
Angin duduk dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, masing-masing dengan karakteristik dan penyebab yang berbeda:
Angin Duduk Mikrovaskular: Jenis ini biasanya muncul selama aktivitas sehari-hari atau ketika seseorang merasa stres.
Gejalanya bisa disertai dengan sesak napas, gangguan tidur, kelelahan, dan rasa lelah yang berkepanjangan.
Angin Duduk Stabil: Umumnya terjadi saat melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga atau menaiki tangga. Rasa nyeri ini biasanya mereda setelah istirahat atau setelah mengonsumsi obat pereda angin duduk.
Angin Duduk Tidak Stabil: Jenis ini muncul bahkan saat istirahat dan sering kali lebih parah serta bertahan lebih lama dibandingkan angin duduk stabil. Gejalanya mungkin tidak hilang meskipun sudah beristirahat atau mengonsumsi obat. Angin duduk tidak stabil bisa menjadi tanda awal serangan jantung.
Gejala Angin Duduk
Gejala utama angin duduk adalah nyeri atau rasa sakit di dada, sering kali digambarkan sebagai sensasi tertekan atau terimpit. Gejala lain yang mungkin muncul meliputi:
Pusing
Kelelahan
Mual
Rasa sakit di lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung
Sesak napas
Berkeringat
Kapan Harus Ke IGD
Jika nyeri dada berlangsung lebih dari beberapa menit dan tidak mereda meskipun setelah istirahat atau penggunaan obat pereda angin duduk, hal ini mungkin menandakan adanya serangan jantung. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera di unit gawat darurat (IGD).
Penyebab Angin Duduk
Angin duduk terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otot jantung yang mengandung oksigen penting.
Penyebab utama berkurangnya aliran darah adalah penyakit jantung koroner, yang disebabkan oleh penumpukan lemak atau plak pada pembuluh darah yang menyuplai darah dan oksigen ke jantung, kondisi ini dikenal sebagai aterosklerosis.
Meskipun saat beristirahat otot jantung mungkin dapat menangani aliran darah yang berkurang tanpa memicu gejala, angin duduk dapat terjadi ketika kebutuhan oksigen meningkat, seperti saat berolahraga atau beraktivitas berat.
Faktor Risiko Angin Duduk
Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko mengalami angin duduk dan penyakit jantung koroner, antara lain:
Diabetes: Meningkatkan risiko penyakit jantung koroner melalui kadar kolesterol tinggi dan percepatan aterosklerosis.
Riwayat Keluarga: Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit jantung atau angin duduk dapat meningkatkan risiko.
Kadar Kolesterol dan Trigliserida Tinggi: Pola makan tidak sehat dapat menyebabkan kolesterol “jahat” (LDL) dan trigliserida tinggi, meningkatkan risiko angin duduk.
Tekanan Darah Tinggi: Mempercepat pengerasan arteri.
Kurang Olahraga: Gaya hidup tidak aktif dapat menyebabkan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan obesitas.
Usia: Faktor usia berperan dalam peningkatan risiko.
Obesitas: Berhubungan dengan kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes, serta membebani kerja jantung.
Stres: Memicu atau memperburuk gejala angin duduk.
Konsumsi Tembakau: Merokok dan terpapar asap rokok dapat merusak dinding arteri, menyebabkan penumpukan kolesterol dan penyumbatan aliran darah.
Komplikasi dan Penyakit Terkait Angin Duduk
Nyeri dada akibat angin duduk dapat membuat aktivitas sehari-hari, bahkan sekadar berjalan, menjadi tidak nyaman.
Komplikasi paling berbahaya dari angin duduk adalah serangan jantung, yang memerlukan perhatian medis segera.
Cara Mencegah Angin Duduk
Untuk mengurangi risiko angin duduk, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan:
Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga berat badan ideal.
Olahraga Rutin: Berolahraga secara teratur, kecuali ada larangan medis.
Vaksinasi Influenza: Mengurangi risiko komplikasi jantung dari infeksi virus.
Batasi Alkohol: Konsumsi alkohol secara moderat, maksimal 2 gelas per hari untuk pria dan 1 gelas per hari untuk wanita.
Kontrol Kesehatan: Memantau dan mengelola tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes.
Berhenti Merokok: Menghindari tembakau dan paparan asap rokok.
Mengelola Stres: Menghindari dan mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, itulah hal-halpenting yang wajib Anda ketahui tentang penyakit angin duduk.***