Ciremaitoday.com, Kuningan – Anggota DPRD Jabar, Hj Tina Wiryawati secara konsisten melakukan gerakan sosial dalam pengelolaan sampah di masyarakat. Hal ini fokus menyasar setiap desa binaan khususnya di Dapil Jabar 13 yakni Kuningan, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran.
Bahkan saat Reses III tahun sidang 2022-2023, Tina Wiryawati berkunjung ke beberapa wilayah menyerap aspirasi. Misalkan saat ke Pangandaran, ada sejumlah persoalan yang disampaikan warga kaitan dengan tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS3R).
Aspirasi itu justru sejalan dengan program yang telah dijalankan, selama menjabat sebagai anggota dewan di tingkat provinsi. Salah satunya mengenai budidaya maggot, yakni dihasilkan dari pengelolaan sampah rumah tangga.
Binaan dalam budidaya maggot berbasis pengelolaan sampah rumah tangga lokasinya terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Sindangagung, Kuningan. Maka sebagian warga dari Pangandaran diajak studi banding ke Kuningan, tentunya untuk mengetahui soal budidaya maggot berbasis pengelolaan sampah.
“Jadi beberapa manfaat yang bisa dihasilkan dari pemusnahan dan pengolahan sampah, bisa dijadikan pupuk organik yang bermanfaat untuk tanaman hidroponik dan pakan budidaya maggot,” kata Anggota DPRD Jabar, Hj Tina Wiryawati.
Pihaknya membawa rombongan dari sejumlah desa asal Pangandaran berkunjung ke Kuningan, Jumat (11/8/2023). Beberapa di antaranya yakni berasal dari Desa Pangakalan Langkaplancar dan Desa Purbahayu.
“Saya berharap, apa yang didapat saat saling belajar untuk mengelola sampah di lingkungan masing-masing terealisasi dengan baik. Sebab jika dilihat, pengelolaan sampah di Desa Kertayasa ini sudah baik dan banyak menjadi rujukan studi banding dari daerah lain,” ungkapnya.
Menurutnya, jika sampah rumah tangga sebetulnya dapat bermanfaat apabila dikelola dengan baik. Bahkan bisa menghasilkan pemasukan tambahan bagi keluarga apabila pengelolaan dijalankan secara benar, termasuk dalam pengembangan budidaya maggot.
“Semoga program TPS3R di desanya masing-masing dapat berjalan baik, setelah menerapkan ilmu yang didapat saat studi banding ini. Sebab sampah rumah tangga sangat bisa dimanfaatkan apabila kita tahu cara dan ilmunya,” tutupnya.(*)