Ciremaitoday.com, Jakarta-Meski puncak musim kemarau sudah tiba, hujan masih sering mengguyur berbagai wilayah di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait fenomena ini.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengkonfirmasi bahwa sebagian besar wilayah Indonesia memang telah memasuki musim kemarau. Namun, musim kemarau tidak berarti tidak ada hujan sama sekali.
“Intensitas curah hujan di bawah 50 mm per dasarian,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi BMKG pada Minggu (7/7).
Guswanto juga menambahkan bahwa dalam sepekan ke depan, masih ada potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah.
“Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial berkontribusi pada hujan yang terjadi di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua,” ungkapnya.
Suhu muka laut yang hangat di sekitar Indonesia juga mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan.
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang pada tanggal 5 – 11 Juli 2024.
“Wilayah yang berpotensi terkena hujan lebat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” terangnya.
Andri juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perbukitan, dataran tinggi, dan sepanjang aliran sungai.
Menanggapi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan hujan es yang terjadi di Bedahan, Sawangan, Kota Depok pada 3 Juli lalu, Andri menjelaskan bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh awan Cumulonimbus (CB) yang terbentuk akibat konveksi kuat.
“Kejadian hujan es ini terjadi karena kondensasi uap air teramat dingin di atmosfer yang tidak mencair sempurna saat turun,” jelasnya.
Andri juga menekankan pentingnya menabung air selama musim hujan ini.
“Selagi masih turun hujan, alangkah baiknya dimanfaatkan untuk menabung air. Hemat dan gunakan air secara bijak, supaya memiliki cadangan air saat puncak musim kemarau melanda,” pungkasnya.(Joni)