Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, saat berkunjung ke tempat pengelolaan garam di Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Foto: dok.KKP

KKP Optimis, Garam Sabu Raijua Berpotensi Topang Kebutuhan Nasional

Ciremaitoday.com, Jakarta-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menaruh harapan besar pada potensi pengelolaan garam di Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. Potensi yang ada dinilai mampu dioptimalkan menjadi produksi skala besar yang berkualitas tinggi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, menjelaskan, wilayah Sabu Raijua memiliki lahan garam seluas 2.015 hektar yang tersebar di enam kecamatan. Lahan tersebut menggunakan teknologi geomembran untuk memaksimalkan produksi.

“Meskipun masih menggunakan metode tradisional, garam yang dihasilkan di Sabu Raijua memiliki kualitas nomor satu dengan kadar NaCl mencapai 98,23%, setara dengan garam impor,” ujar Victor seperti dikutip dari situs resmi KKP pada Selasa  (20/8).

Victor menegaskan pentingnya pengelolaan yang lebih efektif agar potensi garam di Sabu Raijua bisa ditingkatkan.

“Pemetaan lahan potensial, perbaikan sistem pemasaran, kelembagaan, serta produksi yang efisien adalah kunci untuk meningkatkan produksi garam di wilayah ini. Hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan baru di Sabu Raijua,” katanya.

Sementara itu, Direktur Jasa Kelautan, Miftahul Huda, turut menekankan besarnya potensi produksi garam di Sabu Raijua yang bisa mencapai 300.000 ton per tahun jika dikelola dengan baik.

“Garam di Sabu Raijua dihasilkan dengan teknologi full geomembran, menghasilkan garam berkualitas terbaik di Indonesia. Garam ini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan industri dalam negeri tetapi juga memiliki peluang besar untuk diekspor,” ucapnya.

Selain didukung oleh iklim semi-arid yang memiliki musim kemarau panjang, masyarakat setempat juga telah terlatih dalam pengelolaan tambak garam. Hal ini membuka peluang besar untuk ekspansi usaha tambak garam di wilayah tersebut.

Pada kunjungan langsungnya ke Sabu Raijua pada 16 Agustus 2024, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, menyempatkan diri berdialog dengan para petambak garam.

Beliau memberikan apresiasi tinggi atas keteguhan mereka dalam bertahan dan terus berproduksi pasca-bencana Badai Seroja yang menghantam NTT pada tahun 2021.

“Keteguhan para petambak garam di Sabu Raijua patut diapresiasi, terutama dalam menghadapi tantangan besar setelah bencana. Semangat ini harus terus kita dukung untuk memajukan produksi garam nasional,” katanya.

Dengan semua upaya tersebut, KKP optimistis bahwa garam dari Sabu Raijua akan menjadi salah satu pilar penting dalam memenuhi kebutuhan garam nasional dan meningkatkan perekonomian daerah.(Joni)

Array
header-ads

Berita Lainnya