Caption: Ilustrasi petani saat sedang menggunakan cangkul di lahan sawahnya. Foto: Dian Muliana/Shuterstock 

Indramayu Bangun Sumur Bor dan Irpom untuk Atasi Kekeringan Sawah

Ciremaitoday.com, Indramayu-Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu terus berupaya mengatasi kekeringan yang melanda areal persawahan dengan meluncurkan beberapa program, termasuk pembangunan sumur bor, irigasi perpompaan (Irpom), dan pompanisasi. Langkah ini diambil untuk memastikan pasokan air yang memadai bagi para petani, terutama di musim kemarau.

Plt. Kepala DKPP Indramayu, Sugeng Heryanto, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan, H. Imam Mahdi, menegaskan, upaya ini merupakan solusi bagi lahan sawah tadah hujan (STH) dan sawah irigasi teknis yang kekurangan air.

“Sumur bor dan Irpom menjadi solusi untuk menyelamatkan lahan-lahan sawah yang mengalami kekeringan, khususnya sawah tadah hujan. Namun, kami juga mengakomodir lahan irigasi teknis yang tidak mendapat pasokan air sepanjang tahun,” ujarnya Rabu (18/9).

Menurut Imam, pembangunan sumur bor menggunakan sumber air tanah dangkal hingga kedalaman 60 meter, dan dilanjutkan dengan swadaya masyarakat untuk mencapai kedalaman lebih dari 60 meter.

“Sumur bor ini memanfaatkan air tanah yang ditarik dengan pompa submersible untuk mengairi persawahan, mulai dari persiapan olah tanah hingga panen,” katanya.

Selain itu, pompanisasi menggunakan sumber air permukaan seperti sungai, yang lebih cepat dalam mengairi sawah kering.

“Jumlah pompa kini mencapai 900 unit, yang tersebar di kelompok tani dan dikelola dengan sistem brigade atau hibah,” ucap Imam.

Imam juga menjelaskan perbedaan antara sumur bor dan Irpom.

“Sumur bor hanya menggunakan pompa submersible tanpa bak penampung dan pipa, sementara Irpom dilengkapi dengan pipa dan bak penampung untuk menyalurkan air secara lebih merata,” terangnya.

Mengenai kekeringan yang terjadi di wilayah hilir, khususnya Kecamatan Kandanghaur, Imam mengakui bahwa masalah tersebut kerap terjadi karena keterbatasan air irigasi yang tidak sampai ke daerah hilir.

“Petani di Kandanghaur harus memompa air sendiri meski seringkali kehabisan air juga,” ungkapnya.

DKPP Indramayu berkomitmen untuk mempercepat pola tanam pada musim tanam 2024-2025 agar masalah kekeringan bisa diantisipasi lebih baik.

“Kami berharap dengan percepatan tanam, MT I bisa dimulai pada November dan MT II pada April, sehingga para petani dapat memanfaatkan sumur bor dan Irpom untuk menjaga kelangsungan panen,” pungkas Imam.

Dengan dukungan penuh dari Bupati Indramayu, Hj. Nina Agustina, program ini diharapkan dapat mempertahankan Indramayu sebagai lumbung padi yang tangguh meski menghadapi musim kemarau panjang.(Joni)

 

Array
header-ads

Berita Lainnya