Ciremaitoday.com, Bandung-Di tengah tantangan geopolitik global, Jawa Barat (Jabar) berhasil menjaga kinerja ekonomi dan mengendalikan inflasi.
Pada triwulan I 2024, ekonomi Jawa Barat tumbuh 4,93% (yoy) dengan PDRB mencapai Rp 683,50 triliun. Neraca perdagangan April 2024 menunjukkan surplus USD 1,56 miliar, didorong oleh surplus komoditi Nonmigas sebesar USD 1,64 miliar meskipun komoditi Migas mengalami defisit sebesar USD 84,65 juta.
Ekspor naik 10,84% (yoy) menjadi USD 1,56 miliar, sementara impor tumbuh 31,88% (yoy) menjadi USD 0,94 miliar.
Inflasi di Jawa Barat terkendali pada Mei 2024 dengan tingkat inflasi sebesar 2,78% (yoy) dan IHK sebesar 106,81. Kota Bekasi mencatat inflasi tertinggi sebesar 3,21% dengan IHK 107,41.
“Harga beras dan cabai telah kembali normal pasca lebaran. Stok cadangan beras di Jawa Barat tetap terjaga,” ujar Henny Suatri Suardi, Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jawa Barat II dalam keterangannya pada Kamis (27/6).
Menurutnya, BULOG Kanwil Jabar berhasil menyerap 185 ribu ton beras, melebihi target 164 ribu ton. Penerimaan pajak hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp 48,006 triliun, tumbuh positif 0,07% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. PPh Non Migas meningkat 8,16% menjadi Rp 2,04 triliun, dan PBB tumbuh signifikan 70,79% menjadi Rp 20,35 miliar.
Realisasi Belanja Negara mencapai Rp 65,86 triliun (53,36% dari pagu APBN), tumbuh 62,83% (yoy). Komponen Belanja Pemerintah Pusat terealisasi sebesar Rp 36,006 triliun (72,23% dari pagu APBN), dengan pertumbuhan terbesar pada belanja modal sebesar 413,37% atau Rp 6,91 triliun.
APBN, kata dia, berperan dalam pengendalian inflasi melalui intervensi ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga dengan realisasi Rp 765,01 miliar dari pagu Rp 2,46 triliun.
“Dana ini digunakan untuk penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan prevalensi stunting, peningkatan investasi, dan penurunan tingkat pengangguran. Bantuan sosial sebesar Rp 8,18 triliun telah tersalurkan kepada 20,14 juta KPM,” jelasnya.
Sementara itu, lanjutnya, UMKM menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat dengan penyaluran KUR mencapai Rp 11,45 triliun hingga 31 Mei 2024 kepada 192.265 debitur. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran mendominasi dengan kontribusi 55,80%.
“Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tetap solid meskipun ada tantangan global. Kami akan terus memperkuat peran APBN dalam mendukung transformasi ekonomi dan pembangunan inklusif,” pungkasnya.
Dengan demikian, kinerja APBN di Jawa Barat tetap terjaga baik hingga Mei 2024, meski dampak risiko global tetap perlu diantisipasi.(Joni)