Ilustrasi Orang Utan yang dilepasliarkan. Foto: dok.KSDA Kalbar

Dua Orangutan Dilepasliarkan di TNBKDS, Bentuk Punggawa Peduli Konservasi

Ciremaitoday.com, Kalimantan-Dua individu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) berhasil dilepasliarkan di Sungai Jepala Lala, Sub DAS Mendalam, wilayah kerja Resort Nanga Hovat, Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum (TNBKDS), pada Minggu (28/7). Pelepasliaran ini adalah bagian dari program rehabilitasi yang telah memasuki tahapan ke-14 sejak tahun 2017.

“Pelepasliaran ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak yang terlibat dalam penyelamatan, rehabilitasi, hingga pelepasliaran orangutan,” kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat, RM. Wiwied Widodo, seperti dikutip dari situs resmi KlHK pada Minggu (4/8).

“Proses menuju pelepasliaran sangat panjang dan mahal, namun kami memastikan semua prosedur telah dipenuhi,” lanjutnya.

Kepala BBTNBKDS, Sadtata Noor Adirahmanta, menjelaskan, dua orangutan yang dilepasliarkan, satu betina dari Kabupaten Mempawah dan satu jantan dari Kabupaten Melawi, telah menjalani rehabilitasi di Sekolah Hutan Tembak oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS).

Kedua orangutan tersebut telah menunjukkan kemampuan lokomosi yang baik, pengenalan jenis pakan, serta keterampilan membuat dan merenovasi sarang.

“Pelepasliaran ini bukan hanya kegiatan simbolis, tetapi juga melibatkan banyak pihak dan elemen masyarakat untuk berbagi rasa dan emosi dalam menjaga satwa. Pelibatan masyarakat bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai konservasi dan membangkitkan kepedulian,” ucapnya.

Sementara itu, Kader konservasi, Kesia Bong Sukhin, yang turut serta dalam pelepasliaran, mengungkapkan rasa tanggung jawabnya untuk melestarikan orangutan.

“Sebagai generasi muda, saya merasa bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan orangutan, mamalia yang paling cerdas dan bertugas menjaga ekosistem hutan kita,” katanya.

Pelepasliaran ini akan diikuti dengan pemantauan intensif selama tiga bulan untuk memastikan adaptasi dan kelangsungan hidup orangutan di alam liar. Kolaborasi antara Balai KSDA Kalimantan Barat, BBTNBKDS, dan YPOS menjadi kunci keberhasilan dalam upaya konservasi ini.

“Menjaga alam dan satwa bukan hanya tugas pemerintah atau mitra konservasi, tetapi merupakan tugas bersama,” pungkasnya.(Joni)

Array
header-ads

Berita Lainnya