Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, saat Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Gempa Bumi yang digelar di kantor Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, pada Kamis (19/9). Foto: dok.Humas Jabar

Bey Machmudin: Pelatihan Mitigasi Bencana Harus Ditingkatkan, Warga Harus Siap Hadapi Gempa

Ciremaitoday.com, Garut-Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey Machmudin, menekankan pentingnya meningkatkan pelatihan dan simulasi mitigasi bencana di seluruh wilayah Jawa Barat. Hal ini disampaikan Bey dalam Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Gempa Bumi yang digelar di kantor Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, pada Kamis (19/9), setelah gempa bumi mengguncang wilayah Garut dan Kabupaten Bandung.

Menurut Bey, pelatihan mitigasi bencana harus semakin gencar diberikan, tidak hanya untuk mengantisipasi bencana seperti longsor, banjir, dan angin puting beliung, tetapi juga gempa bumi.

“Pelatihan dan sosialisasi sangat penting agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi,” ujar Bey.

Bey menekankan pentingnya edukasi yang mendalam agar warga tahu cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa. Ia memberikan contoh seorang anak di Kabupaten Bandung yang selamat karena bersembunyi di bawah bangku ketika gempa terjadi, sementara tetangganya terluka karena berlari ke luar dan terkena reruntuhan.

“Hal-hal seperti itu, SOP keselamatan, harus terus diingatkan ke masyarakat,” tambah Bey.

Selain pelatihan, Bey juga mendorong setiap desa untuk memiliki tenda darurat yang siap digunakan saat bencana. Setelah gempa yang terjadi pada Rabu (18/9), Bey masih menemukan beberapa warga yang mengungsi hanya menggunakan terpal.

“Ke depan, fasilitas mitigasi bencana di desa harus lebih siap lagi,” tegasnya.

Tanggap Cepat BNPB dan BPBD

Bey memberikan apresiasi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bergerak cepat dalam menangani dampak gempa bumi di Kabupaten Bandung dan Garut. BNPB telah menyalurkan dana sebesar Rp250 juta melalui Bantuan Operasional Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan darurat di Garut.

Selain itu, bantuan logistik seperti makanan, tenda, popok bayi, dan perlengkapan lainnya juga telah disalurkan, sementara Dinas Sosial Jabar mendirikan dapur umum darurat untuk membantu para korban.

Berdasarkan data BPBD Jawa Barat hingga Kamis sore, ribuan rumah mengalami kerusakan akibat gempa. Sebanyak 722 rumah mengalami kerusakan berat, 902 rusak sedang, dan 2.949 rusak ringan. Kerusakan paling parah tercatat di Kabupaten Bandung, dengan kerugian ditaksir mencapai Rp430 juta.

Bantuan untuk Rumah Rusak

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menjelaskan bahwa bantuan stimulan untuk rumah yang rusak sudah ditetapkan melalui SK Kepala BNPB No 296 Tahun 2023. Warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat akan menerima bantuan sebesar Rp60 juta, sementara yang rusak sedang mendapatkan Rp30 juta, dan untuk kerusakan ringan Rp15 juta.

Suharyanto meminta pemerintah daerah di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung segera melakukan pendataan rumah yang rusak untuk dapat dikompensasikan. “Skema bantuan sudah jelas, sekarang tinggal memastikan data rumah yang terdampak supaya bantuan bisa segera disalurkan,” katanya.

Dampak Gempa di Kabupaten Garut

Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin, melaporkan bahwa gempa berdampak pada 23 desa di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibiuk, Cisurupan, Tarogong Kaler, Samarang, Sukaresmi, dan Pasirwangi. Di Pasirwangi, tercatat sebanyak 1.107 bangunan mengalami kerusakan, menjadikannya wilayah yang paling terdampak.

Selain rumah warga, gempa juga merusak 25 bangunan sosial, seperti masjid dan balai desa, serta 18 bangunan pendidikan. Hingga saat ini, warga yang terdampak masih mengungsi ke rumah sanak saudara dan beberapa tempat pengungsian darurat.

Dengan berbagai langkah mitigasi dan bantuan yang telah digulirkan, Bey Machmudin berharap masyarakat Jawa Barat lebih siap dalam menghadapi bencana, dan mitigasi bencana menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.(Joni)

Array
header-ads

Berita Lainnya