Puluhan truk pengangkut sampah yang mebgantre di jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunungsantri, Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Selasa (7/1). Foto: Istimewa

TPA Kubangdeleg Ditutup, Antrean Panjang Truk Sampah Terjadi di TPA Gunungsantri Cirebon

Ciremaitoday.com, Cirebon-Puluhan truk pengangkut sampah memadati jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunungsantri, Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Selasa (7/1). Puluhan truk milik Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon ini sudah mengantre sejak pagi, akibat penutupan sementara TPA Kubangdeleg di wilayah timur.

Pantauan di lokasi sekitar pukul 08.00 WIB, sopir truk tampak beristirahat di warung kopi sekitar, menunggu giliran membuang sampah sejak pukul 06.00 WIB. Penutupan TPA Kubangdeleg akibat protes warga kini memaksa sampah dari wilayah timur dialihkan ke TPA Gunungsantri, yang berada di wilayah barat.

Petugas harian TPA Gunungsantri dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Salam, menjelaskan lonjakan signifikan jumlah armada truk yang masuk ke TPA Gunungsantri sejak perpindahan pengelolaan ini.

“Armada truk sampah di Cirebon timur yang biasanya membuang ke TPA Kubangdeleg, sekarang dialihkan ke TPA Gunungsantri. Yang tadinya wilayah timur ya di timur, barat ya di barat, sekarang dari timur ke barat. Jadi makin banyak armada karena tambahan dari timur itu,” ujar Salam kepada wartawan.

Ia merinci, saat ini ada total 59 truk yang beroperasi setiap hari, terdiri dari 42 truk asal wilayah barat dan 17 truk dari wilayah timur. Dengan kapasitas masing-masing truk mencapai 7 ton per perjalanan, beban TPA Gunungsantri menjadi jauh lebih berat.

“Per mobil itu maksimal bisa angkut 7 ton sampah. Kalau dua kali angkut ya bisa 14 ton,” ungkapnya.

Peningkatan ini membuat lahan di TPA Gunungsantri lebih cepat penuh dari perkiraan awal.

“Dampaknya mungkin dianggarkan untuk satu tahun kontrak lahan, tapi belum sampai satu tahun, bisa jadi sudah penuh,” tandasnya.

Selain itu, antrean panjang juga menambah jam kerja petugas.

“Biasanya jam 13.30 WIB sudah selesai, sekarang bisa sampai 14.30 WIB karena harus menunggu semua mobil masuk dulu baru kita pulang,” katanya.

Protes Warga Kubangdeleg Jadi Akar Masalah

Masalah ini bermula dari protes warga Desa Kubangdeleg, Kecamatan Karangwareng, terhadap buruknya pengelolaan sampah di TPA Kubangdeleg yang dianggap mencemari lingkungan dan merugikan masyarakat sekitar. Akibatnya, TPA Kubangdeleg sementara ditutup hingga ada kesepakatan baru.

“TPA Kubangdeleg saat ini untuk sementara atau hari ini belum mengoperasionalkan kembali. Mungkin sampai pertemuan sore ini seperti apa, saya tentu akan mendengar apa yang disampaikan oleh masyarakat dan akan memenuhi hal-hal yang memang memungkinkan dipenuhi,” ujar Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan, pada Senin (6/1).

Iwan menyatakan pihaknya memahami aspirasi warga, tetapi solusi untuk beberapa masalah, seperti pengawasan sistem modern, membutuhkan waktu.

“Kalau harus saat ini juga dilakukan pengawasan sistem modern, saya pikir siapapun tidak bisa memberi jawaban untuk itu karena prosesnya sedang berlangsung,” katanya.

Biaya Operasional Membengkak, Efisiensi Menurun

Penutupan TPA Kubangdeleg berdampak besar pada efektivitas pengelolaan sampah, terutama di wilayah timur. Sopir truk, Andi Suhandi, mengeluhkan jarak tempuh yang jauh dan waktu antre yang lama di TPA Gunungsantri.

“Dari Kubangdeleg ke sini sekitar 45 kilometer. Sudah jauh, di sini juga antre lama, jadi waktu untuk kembali mengambil sampah jadi lebih sedikit,” kata Andi.

Iwan Ridwan Hardiawan mengakui bahwa pengalihan sampah ini menambah biaya operasional dan menurunkan efisiensi.

“Ketika 18 kecamatan wilayah timur tadinya kita layani di Kubangdeleg, otomatis efektivitas, kecepatan, kemudian cakupan pengelolaan sampah di timur akan lebih baik. Tapi ketika Kubangdeleg memang ditutup, pasti akan ada pergeseran untuk mengalihkan ke tempat lain yang secara waktu, secara biaya operasional akan membengkak,” ujarnya.

Meski DLH berencana melakukan dialog dengan warga Desa Kubangdeleg, solusi jangka panjang untuk masalah pengelolaan sampah di Kabupaten Cirebon belum terlihat jelas. Salam berharap TPA Kubangdeleg dapat segera dibuka kembali.

“Harapan kami kepada masyarakat Desa Kubangdeleg, karena sampah kita sama-sama ya, semoga TPA Kubangdeleg bisa dibuka kembali. Dengan begitu, lahan di barat tidak terlalu penuh dan jam kerja juga berkurang,” pungkasnya. (Joni)

Array
header-ads

Berita Lainnya