Tangkapan layar kritik warganet yang diunggah di Grup Facebook Komunitas Orang Cirebon (Koci). Foto: Istimewa

Respons Kabag Umum Setda Kabupaten Cirebon soal Warganet Kritik Kartu Ucapan IdulFitri Rp 102 Juta

Ciremaitoday.com, Cirebon-Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Cirebon, Sunanto, memberikan klarifikasi terkait kritik di media sosial mengenai anggaran kartu ucapan Idulfitri yang disebut mencapai Rp 100 juta. Kritik ini muncul setelah seorang warganet mengunggah keluhan di grup Komunitas Orang Cirebon (KOCI), yang kemudian viral dan mendapat banyak tanggapan.

Menanggapi hal tersebut, Sunanto menegaskan bahwa pengadaan kartu ucapan bukan hanya untuk Idulfitri, tetapi untuk berbagai keperluan administrasi selama setahun.

“Kita tidak anti kritik. Tapi sebaiknya dipelajari secara keseluruhan. Tanya dulu. Jangan langsung diviralkan,” ujarnya, saat dikonfirmasi pada Selasa (18/3).

Ia menjelaskan bahwa anggaran tersebut mencakup cetakan undangan resmi untuk Hari Jadi Kabupaten Cirebon, rapat-rapat penting, serta berbagai acara lainnya. Penggunaan istilah “kartu ucapan Idulfitri” dalam administrasi proyek bertujuan untuk mempermudah pencatatan, bukan berarti seluruh anggaran hanya digunakan untuk kartu ucapan lebaran.

“Lantas kenapa judulnya ucapan Idulfitri? Biar administrasinya lebih mudah saja. Gak tercecer-cecer. Dan kartu ucapan Idulfitri itu cetaknya paling 50 jutaan,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa sistem pengadaan ini justru dilakukan untuk efisiensi. Dengan satu kali pengadaan, biaya administrasi lebih terkendali dibandingkan jika setiap kebutuhan dicetak terpisah sepanjang tahun.
Ia berharap masyarakat dapat memahami konteks anggaran sebelum menyebarkan informasi di media sosial agar tidak terjadi kesalahpahaman.

“Yang penting, kami pastikan anggaran ini digunakan dengan efektif dan sesuai kebutuhan administrasi daerah,” ucapnya.

Sebelumnya, dalam unggahan Tochid menyoroti kebijakan Pemkab Cirebon yang dianggap bertolak belakang dengan ajakan pemerintah pusat untuk berhemat.

“Lurr.. pribe iki lur, jare presiden kon hemat anggaran, barang pemda kab Cirebon pemborosan anggaran, duit dibuang-buang lur.(Saudara bagaimana ini, katanya presiden nyuruh hemat anggaran, tapi pemda Kabupaten Cirebon pemborosan)” tulisnya dalam bahasa khas Cirebon yang dikutip pada Selasa (18/3).

Ia juga mempertanyakan alasan pemerintah daerah masih menggunakan kartu ucapan cetak di era digital seperti sekarang, apalagi dengan anggaran yang disebut mencapai Rp 100 juta.

“Gawe kartu ucapan selamat Idulfitri jeh sampe 100 juta. Jaman wis canggih jeh ya masih ana kartu ucapan bae. Tinggal ngucap nang ning WA bae kuh (Bikin kartu ucapan selamat idul fitri nyampe Rp 100 juta. Zaman udah canggih ya, masih ada saja kartu ucapan)” lanjutnya.

Keluhan ini semakin tajam ketika ia menyinggung kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit, sementara dana dari pajak rakyat digunakan untuk hal yang dinilainya tidak prioritas.

“Masalahe mekaya lagi kengelan lur, duit pajak rakyat dinggo kang ora-ora (Masalahnya bekerja lagi susah, uang pajak rakyat dipakai buat yang tidak tidak)” tandasnya.

Ia juga mengunggah tangkapan layar atau screenshot laman lpse.cirebonkab.go.id yang berisi tentang keterangan terkait proyek tersebut dengan uraian pekerjaan Belanja Cetak Kartu Ucapan Idul Fitri senilai Rp 102.987.350.00 Bagian Umum Setda Kabupaten Cirebon tertanggal 12 Maret 2025. Diketahui pula, perusahaan atau peserta lelang yang memenangkan proyek tersebut adalah Rahayu Sejahtera Jaya Bersama.(Joni)

Array
header-ads

Berita Lainnya