Ciremaitoday.com, Garut – Pergerakan tanah melanda Kampung Sawahjoho, Desa Singajaya, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, pada Jumat, 4 April 2025, yang mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan dan membuat warga terpaksa mengungsi.
Bencana ini telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir, diperparah dengan kondisi cuaca ekstrem yang terus melanda wilayah tersebut.
Hasil assessment dari petugas mencatat setidaknya terdapat 30 rumah yang terdampak, terdiri dari 18 rumah terdampak langsung, 12 rumah dalam kondisi terancam, serta dua masjid yang juga ikut terdampak.
Baca Juga: Sigap! Polisi Kembalikan Dompet Pemudik yang Terjatuh di Pos Papandayan Garut
Kasi Trantibum Kecamatan Singajaya, Samsul Falah, menyampaikan bahwa jumlah bangunan yang terimbas mencakup 30 rumah warga serta dua sarana ibadah.
“Sebanyak 18 rumah terdampak, 12 rumah terancam dan 2 bangunan sarana ibadah Masjid juga ada yang terdampak dan terancam,” kata Samsul, Sabtu, 5 April 2025.
Lebih lanjut, Samsul menjelaskan bahwa data terakhir pada Jumat kemarin mencatat total 32 bangunan yang masuk dalam kategori terdampak dan terancam.
“Data tersebut kemungkinan bisa bertambah mengingat kondisi saat ini masih terjadi pergerakan tanah. Sekali pun tidak signifikan,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa pergerakan tanah di wilayah tersebut mencapai sekitar 1,5 meter.
“Perlu kami sampaikan bahwa pergerakan tanah di Kampung Sawahjoho ini mencapai 1,5 meter,” tambahnya.
Baca Juga: Kebakaran di Singajaya Garut, Satu Rumah Ludes Dilalap Api
Pihak Forkopimcam Singajaya bersama unsur BPBD dan Tagana terus melakukan pemantauan serta memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya saat terjadi hujan.
“Jadi ini merupakan upaya kami bersama unsur BPBD, Tagana dan Forkopimcam untuk melakukan deteksi dini terhadap potensi longsor akibat pergerakan tanah,” kata Samsul.
Sebelumnya, bencana pergerakan tanah juga menyebabkan ambruknya Tembok Penahan Tanah (TPT) rumah milik warga bernama Dadan. Beruntung, tidak ada korban jiwa karena rumah dalam keadaan kosong saat kejadian berlangsung.
Baca Juga: Dukung Kemandirian Ekonomi Desa, Kemenkop Dorong Koperasi Desa Merah Putih di Garut
“Pada saat kejadian warga melakukan evakuasi mandiri. Mereka mengungsi, ada yang ke rumah saudaranya, tetangganya. Selain itu ada juga rumah yang dibongkar untuk menyelamatkan harta bendanya,” jelasnya.
Mengenai upaya relokasi yang diharapkan oleh warga, pihak kecamatan telah menyampaikan hal tersebut kepada pemerintah daerah melalui BPBD. Saat ini usulan relokasi masih dalam tahap kajian dan menunggu keputusan resmi dari pihak berwenang.
“Kita sampaikan kepada pemerintah daerah melalui BPBD apa yang diharapkan warga, Ihwal relokasi. Saat ini sedang dalam kajian dan menunggu keputusan pemerintah,” tandasnya. (*)