HKTI Kunigan, Jabar, saat memberikan bantuan pipa untuk perbaikan saluran irigasi terdampak longsor.

Puluhan Hektare Sawah Terancam Gagal Tanam, HKTI Kuningan Turun Tangan

Ciremaitoday.com, Kuningan – Puluhan hektare sawah di Kabupaten Kuningan, Jabar, terancam gagal tanam akibat kendala saluran irigasi yang jebol karena longsor. Atas kondisi ini, HKTI Kuningan turun tangan untuk memberi bantuan paralon demi melancarkan aliran air ke area sawah.

Lokasinya sendiri berada di 4 desa yakni Cisantana, Babakanmulya, dan Puncak di Kecamatan Cigugur serta Cisukadana di Kecamatan Kadugede. Total ada sekitar 35 hektare sawah terancam gagal tanam karena tak bisa diolah akibat kekurangan air.

Ketua Gapoktan Sehati Babakanmulya, Juminda kepada awak media, Rabu (31/5/2023), mengatakan, sejak 3 hari terakhir saluran air dari bendungan yang mengaliri 35 hektar sawah mengalami jebol atau longsor.

“Jadi di atas bendungan ini ada air, namun kemungkinan karena cuaca panas, sehingga tanah mengalami retak-retak. Akhirnya air masuk mengalami sela-sela tanah dan membuat bendungan tersebut jebol,” ungkapnya.

Dia menyebut, sedikitnya ada 3 lokasi saluran air yang mengalami longsor. Luasan lahan pertanian produktif yang terganggu karena saluran air rusak ada sekitar 45 hektar tersebar di 4 desa seperti Babakanmulya, Puncak, Cisantana Kecamatan Cigugur dan Cisukadana Kecamatan Kadugede.

“Kalau jumlah petani yang terdampak ada sekitar 300 sampai 400 orang. Termasuk buruh tani yang mengolah sawah di bawahnya,” ujarnya.

Pihaknya kini bersyukur, karena mendapat bantuan dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kuningan berupa paralon dengan diameter 8 inchi untuk memperbaiki saluran air yang rusak.

“Alhamdulillah, semoga bantuan paralon ini bisa bermanfaat bagi para petani. Setidaknya permasalahan terganggunya pengairan sawah bisa sedikit teratasi, sambil menunggu perbaikan yang lebih besar ke depan,” ujarnya.

Pihaknya mengaku, sudah melayangkan surat permohonan bantuan untuk memperbaiki saluran air kepada dinas terkait. Namun hingga sekarang belum mendapatkan respon.

Sementara Ketua DPC HKTI Kuningan, Hanyen Tenggono menyempatkan diri langsung meninjau ke sejumlah titik terdampak kerusakan saluran air irigasi ke area sawah.

“Kita mencoba langsung melihat ke lapangan, sejauh mana kerusakan dan dampak yang ditimbulkan dari longsoran bendungan air. Lalu kita mencoba memberikan sedikit solusi, agar para petani tetap bisa bekerja menghidupi keluarga mereka,” terangnya.

Owner Sangkan Park mengaku, bantuan yang diberikan HKTI sifatnya hanya bantuan darurat. Semoga dapat mengatasi masalah sementara yang dialami para petani.

“Ke depan kita meminta stakeholder terkait, maupun SKPD terkait bisa segera menindaklanjuti permohonan dari para petani. Agar perbaikan saluran irigasi bisa segera dilakukan,” pungkasnya.(*)

Array
header-ads

Berita Lainnya