Ciremaitoday.com, Cirebon-Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon menyalurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Senin (7/8/2023). Bersamaan dengan penyaluran air bersih, Polisi juga memberikan bantuan pengobatan gratis kepada lansia dan balita.
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Arif Budiman, menyampaikan, bantuan air bersih yang disalurkan di Desa Slangit mencapai 15 ribu liter dan didistribusikan menggunakan 1 unit water cannon dan 2 unit mobil tangki air. Setiap mobil tangki tersebut membawa 5000 liter air bersih.
Menurutnya, dengan sengaja pihaknya mendistribusikan air bersih tersebut secara langsung kepada warga terdampak kekeringan di tiga blok di Desa Slangit. Sehingga warga tidak perlu jauh-jauh dari rumahnya untuk menerima bantuan air bersih karena cukup menunggu di depan rumahnya.
“Kami sengaja membawa banyak air bersih untuk disalurkan kepada warga Desa Slangit. Sehingga dapat menjadi persediaan bagi masyarakat untuk beberapa hari ke depan. Rencananya, penyaluran bantuan air bersih dilaksanakan rutin,” ujarnya kepada wartawan disela kegiatan penyaluran air bersih.
Sementara dalam pelaksanaan bhakti kesehatan jajarannya melayani pengobatan gratis terhadap para lansia hingga balita. Pihaknya pun turut menyalurkan bantuan sosial berupa 500 paket beras dan telur untuk masyarakat sebagai bagian dari pencegahan stunting.
“Dalam kegiatan ini, kami dari Polresta Cirebon juga turut membagikan bantuan susu dan makanan kepada para balita di Desa Slangit untuk nutrisi tambahan dalam pencegahan stunting di Kabupaten Cirebon,” ucapnya.
Sementara salah seorang warga Desa Slangit, Enah (46 tahun) mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah disalurkan Polresta Cirebon. Ia pun mengaku senang dan merasa terbantu, karena selama hampir sebulan ini kesulitan mendapatkan air.
Sambil membawa 8 jeriken berukuran besar bersama warga lainnya, ia mengantre untuk mendapatkan air tersebut. Ia yang terlihat sangat antusias ini mengaku takut tidak kebagian air.
“Takut kehabisan, soalnya disini kan kekeringan. Jadi kalau enggak kebagian takut, kan nyari air susah,” ucapnya.
Ia menuturkan, selama kurun waktu tersebut ia bersama warga lainnya terpaksa harus membeli air dari desa tetangga yang jaraknya cukup lumayan jauh jika ditempuh menggunakan sepeda.
“(Beli air) ke tetangga desa, kadang-kadang jauh. Pake sepeda. Uda hampir satu bulan (tidak ada air),” katanya.
Bahkan, kata Enah, dirinya juga terpaksa harus membeli air sungai dari penyedia jasa pompa air seharga Rp30 ribu untuk satu sumur berukuran 10 bis beton.
“Kita aja ngambil air kali (sungai) aja kadang-kadang beli dari yang mompa (jasa pompa air). Yang 1 sumur Rp30 ribu, yang ukuran 10 bis beton,” ungkapnya. (*)