Ciremaitoday.com, Cirebon-Madrasah Ibtidaiyah (MI) Hidayatul Mubtadiin Ketitang, yang terletak di Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, telah memperkenalkan metode baru dalam menghafal Al-Qur’an yang dikenal sebagai ILHAM.
ILHAM, singkatan dari Integrated, Listening, Hand, Attention, and Matching, diklaim mampu mempercepat proses hafalan dengan memanfaatkan berbagai indera dan kecerdasan.
“Metode ILHAM ini baru diterapkan pada siswa kelas lima sebagai program ekstrakurikuler yang berlangsung dari Sabtu hingga Senin di luar jam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),” ungkap Ustaz Fasfah Sofhal Jamil, pembimbing Kelas Tahfiz Al-Qur’an di MI Hidayatul Mubtadiin, pada Kamis (8/8).
Ustaz Sofhal menjelaskan, metode ILHAM terdiri dari lima komponen utama yang saling terintegrasi.
“Pertama, integrated (terhubung), yang menggabungkan berbagai jenis kecerdasan seperti linguistik, visual, dan kinestetik untuk memaksimalkan hafalan,” katanya.
“Selanjutnya, listening (mendengarkan) melibatkan latihan mendengar bacaan Al-Qur’an dengan bimbingan. Kemudian, hand (tangan) menggunakan gerakan tangan untuk memperkuat hafalan dan memicu semangat siswa,” katanya melanjutkan.
Menurutnya, Attention (perhatian) fokus pada gerakan bibir, mimik wajah, dan intonasi suara untuk saling memotivasi. Terakhir, matching (mencocokkan) melibatkan pencocokan bunyi hafalan dengan posisi jari tangan untuk memperbaiki kesalahan.
Metode ini tidak hanya mempermudah proses hafalan, tetapi juga membuat belajar menjadi lebih menyenangkan dan memotivasi siswa.
“Siswa tidak hanya mampu menghafal ayat per ayat tetapi juga hafal penomoran dan jumlah surat,” ucapnya.
Ustaz Sofhal berharap metode ini bisa diperluas ke seluruh kelas dan bahkan tingkat Raudlatul Athfal (RA).
“Target semester ini adalah hafalan juz 30 lengkap dengan penomoran ayat dan surat. Dengan metode ILHAM, siswa diharapkan tidak lagi takut menghafal Al-Qur’an,” ujarnya.
Kepala MI Hidayatul Mubtadiin, H. Samsudin, mendukung penuh program ini.
“Program ini bertujuan agar siswa unggul dalam ilmu umum dan agama, terutama tahfiz Al-Qur’an,” katanya.
H. Samsudin menambahkan, metode ILHAM mematahkan pandangan bahwa menghafal Al-Qur’an itu sulit.
“Anak-anak tampak lebih senang dan tidak merasa terbebani. Ini menunjukkan bahwa metode ini efektif dalam menciptakan suasana belajar yang positif,” ujarnya.
Dengan pendekatan inovatif ini, MI Hidayatul Mubtadiin Ketitang berkomitmen mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang tidak hanya hafal, tetapi juga memahami makna dan penempatannya dalam Al-Qur’an.(Joni)