Kunjungan Kerja Menhut RI dan Mentan RI dalam rangka Penanaman Serentak Agroforestri Pangan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (Foto: Ciremaitoday.com)

Mentan dan Menhut Kunjungi Indramayu, Dorong Swasembada Pangan Lewat Agroforestri

Ciremaitoday.com, Indramayu – Menteri Kehutanan (Menhut) RI, Raja Juli Antoni, dan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja ke lokasi Tani Jaya 4 Blok Lajem Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 4 Februari 2025.
Kunjungan ini dalam rangka Penanaman Serentak Agroforestri Pangan (Padi Lahan Kering dan Tanaman Produktif Kehutanan/MPTS) di Kabupaten Indramayu.
Dalam keterangannya, Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, menyoroti lonjakan produksi pertanian di awal tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi di bulan Januari mengalami kenaikan sebesar 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menyebutkan bahwa kenaikan ini merupakan lompatan tertinggi yang pernah terjadi di sektor pertanian.
“Lompatan yang luar biasa, karena kebijakan yang tepat dan bantuan subsidi yang luar biasa, dari bapak presiden perhatian luar biasa dari beliau,” ucapnya.
Selain itu, Andi juga mengingatkan bahwa saat ini banyak negara mengalami krisis pangan, dengan sekitar 50 negara menghadapi kekurangan pangan dan sekitar 725 juta hingga hampir 1 miliar orang mengalami kelaparan.
“Indonesia ada stunting 21 persen bisa bayangkan saudara-saudara kita, sehingga ada pangan bergizi, ini ada stunting 21 persen ini cukup besar,” katanya.
Menurutnya, hal ini menjadi alasan utama mengapa swasembada pangan menjadi prioritas bagi presiden. Dengan ketersediaan pangan yang mencukupi, negara akan menjadi lebih kuat dan stabil.
“Ketersediaan pupuk sudah ready dan irigasi dalam tahap pembangunan untuk mendukung para petani seluruh Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Menhut RI, Raja Juli Antoni, menegaskan komitmen Kementerian Kehutanan dalam mendukung perintah Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan.
“Namun yang tersedia di kehutanan dari dulu sebenarnya sudah ada tapi tidak pernah perkuat direvitalisasi,” ucapnya.
Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya sektor kehutanan telah memiliki potensi cadangan pangan, energi, dan air sejak lama, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Oleh karena itu, ketika masuk diperintah oleh pak presiden untuk memaksimalkan fungsi hutan maka kami menemukan ada 1,1 juta hektare yang berpotensi untuk ditanam padi gogo dengan cara agroforestri,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa langkah ini bukanlah pembukaan hutan baru, melainkan revitalisasi dan reboisasi terhadap lahan yang telah mengalami degradasi akibat faktor alam, kebakaran hutan, atau illegal logging di masa lalu.
“Dengan cara agroforestri kita tanam ABK hasil hutan bukan kayu dan kemudian di sela-selanya kita tanam padi gogo jagung dan lain sebagainya, sehingga nanti apa pak presiden sampaikan, bahwa hutan wajib lestari tidak ada terganggu, pada saat bersamaan pembangunan tidak boleh berhenti,” kata dia. (Selamet)
Array
header-ads

Berita Lainnya