Ciremaitoday.com, Bandung – Salah satu klub sepak bola asal tanah Papua berkunjung ke markas Persib Bandung untuk melakukan studi banding. Hal ini menjadi ruang untuk saling bertukar ilmu salah satu klub liga 3 zona Papua yakni Persintan Intan Jaya.
Sebab kini setiap klub sepak bola di Indonesia dituntut lebih profesional, sehingga manajemen masing-masing klub harus mulai berbenah. Klub dapat disebut profesional bila memenuhi 5 aspek seperti legal (berbadan hukum), infrastruktur, sumber daya manusia, supporting (perangkat pertandingan dan kontrak pemain), serta mempunyai sistem pendanaan yang baik.
Sejak tidak diperkenankan penggunaan APBD pada dua tahun lalu, membuat manajemen klub harus memutar otak dalam mewujudkan industrialisasi sepak bola di Indonesia. Meski begitu, salah satu klub kebanggaan warga Jabar yakni Persib Bandung mampu menjadi salah satu klub paling sehat beberapa tahun terakhir ini.
Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pemain bintang yang mampu dibeli, bahkan tidak pernah tersangkut kasus keterlambatan pembayaran gaji. Dibalik hal tersebut, Persib Bandung tentu ditangani oleh manajemen yang profesional.
Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan kedatangan Persintan Intan Jaya ke markas Maung Bandung. Manajemen Persintan Intan Jaya diwakili Manager Henes Sondegau dan PT Karya Muda Papua diwakili Direktur Saeful Sambas bertemu dengan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Sedangkan perwakilan dari PT PBB yakni Rijki Kurniawan dan Direktur PT PBB, Teddy Tjahjono. Saat bertemu, Manager Persintan Intan Jaya, Henes menjelaskan bahwa Persintan Intan Jaya saat ini harus terus berbenah.
“Persintan sudah baik, tinggal bagaimana mencari sosok pengusaha yang benar-benar suka bola,” katanya.
Pihaknya mengapresiasi, jika PT PBB mampu mengelola nama besar Persib Bandung dan bersinergi dengan fans club dan pemain tenarnya.
Mendengar hal itu, Direktur PT PBB Teddy Tjahjono justru berharap, sudah waktunya sekarang semua klub untuk mengelola tim sepak bola lebih baik dan sehat. Ketika semua tim bisa maju, maka sponsor tidak akan ragu untuk bekerja sama.
“Kita hanya menjual brand nama Persib Bandung, kita juga membeli pemain bintang untuk menjadi daya tarik sponsor ataupun penonton,” kata Teddy, Sabtu (12/11/2022).
Atas pernyataan Direktur PT PBB tersebut, Henes justru teringat pada klub Spanyol yakni Real Madrid yang selalu membeli pemain bintang, tapi keuntungan klub malah semakin banyak. Belajar manajemen dari klub lain yang lebih sehat, mungkin yang perlu dicontoh klub-klub lain di Indonesia yang sebenarnya mempunyai potensi besar dan basis suporter yang kuat.
“PSSI dan PT Liga sebagai operator sepak bola, harus mendorong sumber daya manusia masing-masing klub di Indonesia dengan memberikan training atau seminar manajemen atau sebagainya, selain hanya menuntut klub untuk profesional. Hal tersebut diharapkan, Liga Indonesia musim depan (unifikasi liga) klub-klub memang profesional dan tidak ada yang menunggak gaji pemain,” bebernya.
“Saya ingin sepak bola Papua bangkit dan bisa menuju ke arah pengelolaan klub lebih professional. Sekaligus memberdayakan potensi di Intan Jaya serta Papua pada umumnya,” sambungnya.
Sementara Direktur PT Karya Muda Papua, Saeful Sambas menambahkan, Persib adalah salah satu barometer nasional dalam pengelolaan klub yang sehat.
“Kami merasa bersyukur dapat dipertemukan dengan Teddy Tjahjono selaku direktur PT PBB. Saya merasa beruntung, kami bersama teman-teman dari Papua Tengah bisa diterima baik oleh Direktur Persib Teddy Tjahjono. Kami belajar banyak dari mulai pengelolaan klub serta strategi untuk bekerja sama dengan sponsor, sekali lagi terima kasih banyak saya bersama teman-teman Papua Tengah ucapkan sukses selalu untuk Persib,” pungkasnya.***