Ciremaitoday.com, Cirebon – Hujan deras disertai angin yang mengguyur Kabupaten dan Kota Cirebon, Jawa Barat pada Kamis, (30/3/2023) sore, menyebabkan ribuan rumah di 10 kecamatan terendam banjir dengan ketinggian hingga mencapai 1,5 meter.
Lima kecamatan di Kabupaten Cirebon yang teredendam diantaranya, Kecamatan Talun, Kedawung, Tengah Tani, Weru dan Kecamatan Mundu. Dari lima kecamatan itu, Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, dan Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani adalah yang terparah.
Sedangkan dilaporkan Pusdalops-PB BPBD Kota Cirebon, Jumat (31/3/2023) dini hari, banjir yang terjadi di Kota Cirebon juga merendam lima kecamatan, diantaranya Kecamatan Lemahwungkuk, Kesambi, Harjamukti, Pekalipan, dan Kecamatan Kejaksan.
Wilayah yang terendam banjir di Kabupaten Cirebon mencapai ketinggian hingga1 meter, bahkan pemukiman warga yang berada dekat disepanjang sungai terendam hingga 1,5 meter. Buruknya drainase di wilayah itu, diduga menjadi faktor penyebab terjadinya banjir ketika aliran sungai tinggi.
Dilaporkan, tak sedikit warga yang mengungsi akibat volume debit air yang terus meninggi. Tim Rescue Pos Sar Cirebon, tim gabungan Basarnas, BPBD Cirebon, PMI, TNI dan Polri pun langsung melakukan evakuasi sejumlah warga di Kecamatan Tengah Tani menggunakan perahu.
Salah seorang warga Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, Tisna mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir terparah yang pernah terjadi.
“Ini banjir terparah selama saya tinggal disini, saya sempat kaget, tiba-tiba air masuk langsung tinggi,” tuturnya.
Menurutnya, aliran air diluar rumah cukup deras sehingga cukup membahayakan untuk dilintasi.
“Aliran air nya deres banget yang di depan rumah, makannya saya takut kalau anak-anak lewat, takut kebawa arus,” ungkapnya.
“Kalau ketinggian air di rumah saya 50 cm, tapi kalau rumah yang di belakang sana bisa mencapai satu meter,” tambahnya.
Lanjutnya, kawasan Dawuan tersebut, kata dia, merupakan daerah rendah, sehingga jika intensitas hujan tinggi dapat terjadi banjir.
“Daerah sini kan kalau dari jalan raya menurun, jadi dampak kedalamnya lebih besar,” ujarnya.
Meski ketinggian air cukup tinggi, sejumlah warga memilih untuk bertahan di rumah, untuk menjaga harta benda yang ada di dalam rumah. (Joni)