Caption: Tanaman padi di lahan pertanian wilayah Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon yang sudah di pasang jaring pengaman untuk menghalau serangan hama burung pipit. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday

Jawa Barat Berupaya Maksimalkan Produksi Padi Gogo melalui Pompanisasi

Ciremaitoday.com, Bandung-Musim panen raya telah dimulai pada akhir April hingga awal Mei 2024, dengan musim tanam berikutnya direncanakan pada bulan Juni. Namun, prakiraan BMKG menunjukkan bahwa curah hujan akan terus menurun setelah bulan Mei, meningkatkan risiko kekeringan dan potensi gagal panen.

Untuk mengantisipasi hal ini, Kementerian Pertanian telah memfokuskan upaya pada produksi padi gogo melalui kegiatan pompanisasi. Dalam Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan dan Produktivitas Pertanian di Jawa Barat, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kementerian Pertanian mengumumkan alokasi bantuan pompanisasi sebanyak 2.500 titik untuk akselerasi perluasan tanam sawah tadah hujan di Jabar.

Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin, menekankan pentingnya peningkatan produksi padi gogo untuk mencapai target produksi gabah sebanyak 11 juta ton lebih tahun ini.

“Perlu ada instrumen untuk menjaga ketersediaan air, antara lain dengan pompanisasi,” ujarnya, Jumat (19/4).

Selain itu, Bey juga menyoroti pentingnya koordinasi dengan pihak TNI/Polri untuk menjaga program pompanisasi.

“Maksimalkan juga resi gudang dan pusat distribusi Jabar sebagai instrumen pengendalian stok dan harga pangan,” tambahnya.

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Komjen Setio Budi, menyatakan bahwa TNI dan kementerian sudah bekerja sama untuk program pompanisasi, termasuk untuk wilayah Jabar yang kebagian 2.500 titik. Sebanyak 201.702,6 hektare sawah tadah hujan serta beberapa sawah irigasi akan menjadi sasaran dari pompanisasi tersebut sesuai prioritasnya.

“Saya berharap ada akselerasi di Jabar sebab hingga 15 April 2024, dari total luas lahan sawah tadah hujan itu hanya 5.630 hektare yang sudah mulai percepatan tanam, jumlahnya masih sangat kecil,” jelas Setio Budi.

Sementara itu, Sekda Provinsi Jabar, Herman Suryatman, meminta Bupati/Wali Kota di Jabar untuk segera menindaklanjuti kebutuhan Kementerian Pertanian, khususnya terkait peta lahan penerima bantuan pompanisasi.

“Baru 1.300 titik yang sudah terealisasi untuk 13.000-an hektare lahan. Kementerian Pertanian bahkan siap jika Jabar menambah kebutuhan pompanisasi hingga 5.000 titik,” tegasnya.

Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, yang hadir dalam rakor tersebut, meminta 44 titik pompanisasi untuk areal lahan tadah hujan di wilayahnya. Selain itu, Arsan berharap ada perbaikan saluran irigasi sawah karena banyak yang rusak.

Pj Bupati Sumedang, Tuti Ruswati, juga menyampaikan kebutuhan tambahan program pompanisasi dari Kementerian Pertanian.

“Kami juga meminta bantuan Pemdaprov Jabar memperbaiki Bendung Cariang di Kecamatan Ujung Jaya yang kondisinya sudah mulai rusak. Bendung ini sangat vital bagi pengairan saluran irigasi di Sumedang,” ucapnya.

Dengan adanya upaya maksimal dalam pompanisasi dan perbaikan infrastruktur irigasi, diharapkan produksi padi gogo di Jawa Barat dapat meningkat secara signifikan, menjaga ketersediaan pangan, dan mengurangi risiko kekeringan serta gagal panen.(*)

Array
header-ads

Berita Lainnya