Komisi III DPRD Kota Cirebon saat membahas penguatan implementasi kebijakan kurikulum muatan lokal bersama akademisi dan budayawan. Foto: Istimewa

DPRD Kota Cirebon Dukung Penguatan Kurikulum Muatan Lokal, Akademisi dan Budayawan Terlibat

Ciremaitoday.com, Cirebon-Komisi III DPRD Kota Cirebon membahas penguatan implementasi kebijakan kurikulum muatan lokal bersama akademisi dan budayawan. Dalam pertemuan yang digelar di ruang rapat Griya Sawala DPRD, Rabu (5/3), Komisi III menerima hasil penelitian Dr. Imas Sumiati, M.Si, dosen tetap Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

Diskusi ini turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan Kota Cirebon, SMP Negeri 4 Kota Cirebon, SMK Negeri 2 Kota Cirebon, SMA Negeri 3 Kota Cirebon, serta sejumlah budayawan dan guru MGMP Bahasa Sunda di Kota Cirebon.

Ketua Komisi III DPRD Kota Cirebon, Yusuf, M.Pd, menegaskan bahwa penelitian akademik mengenai kurikulum muatan lokal ini sangat positif dan patut diapresiasi.

“Kami mendampingi dari akademisi yang hendak melakukan study research terkait kurikulum muatan lokal yang diimplementasikan oleh Dinas Pendidikan Kota Cirebon, sehingga kami mengundang semua komponen yang dibutuhkan termasuk budayawan,” ujar Yusuf.

Menurutnya, meskipun penelitian ini berfokus pada muatan lokal, hal tersebut tetap menjadi kebanggaan tersendiri karena mendapat perhatian dari kalangan akademisi.

“Kami memandang ini sangat positif, ada akademisi yang mau research, walaupun seputaran muatan lokal. Tapi harus berbangga, ternyata yang sudah dilakukan oleh Kota Cirebon menjadi perhatian para akademisi,” paparnya.

Yusuf juga menyoroti sejumlah pencapaian Kota Cirebon yang patut dibanggakan, salah satunya adalah indeks literasi yang tergolong tinggi di Jawa Barat.

“Setelah mendengar informasi dari Disdik dan tokoh budaya, banyak hal yang seharusnya menjadi kebanggaan Kota Cirebon, salah satunya indeks literasi yang bagus dan berprestasi hingga nasional,” terangnya.

Cirebon Jadi Contoh Implementasi Kurikulum Muatan Lokal

Sementara itu, Dr. Imas Sumiati, M.Si menilai Kota Cirebon sebagai salah satu daerah terbaik dalam penerapan kebijakan kurikulum muatan lokal karena telah memiliki regulasi berupa peraturan daerah (perda) dan peraturan wali kota (perwali).

“Kami research bukan mencari kesalahan, tapi juga kami tertarik karena Kota Cirebon sudah memiliki perda dan perwali, yang daerah lain belum implementatif. Kami ingin mengembangkan bersama, karena kami ahli di bidang kebijakan administrasi publik,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti Perwali Nomor 16/2024 tentang Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Nonformal, yang telah mengatur aspek teknis pengembangan kurikulum secara detail.

“Dalam perwali sudah sangat teknis, bahkan disebutkan dalam pengembangan kurikulum muatan lokal tingkat daerah, salah satunya adalah tenaga profesional, ini bagus sekali,” ujarnya.

Imas menambahkan bahwa Cirebon menarik sebagai lokasi penelitian karena keunikan budayanya yang merupakan perpaduan antara Jawa dan Sunda.

“Jika di Bandung atau Cimahi, pasti sudah Sunda. Sedangkan Cirebon, tidak. Bukan Jawa dan Sunda. Tapi ada semuanya,” tuturnya.

Dinas Pendidikan Cirebon: Bahasa Cerbon Wajib Diimplementasikan

Kepala Bidang Kurikulum dan Tenaga Pendidik (Kurtendik) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Dra. Hj. Lili Chauliyah, M.Pd, mengungkapkan kebanggaannya terhadap keberhasilan implementasi kurikulum muatan lokal, yang mengangkat bahasa, budaya, serta kearifan lokal Kota Cirebon.

“Kami bersyukur bisa berhasil mengimplementasikan sejak beberapa tahun lalu, meskipun perwali baru tahun lalu,” jelasnya.

Lili juga menegaskan bahwa Bahasa Cerbon menjadi salah satu mata pelajaran muatan lokal yang wajib diajarkan di sekolah, bersama dengan Bahasa Sunda.

“Ini wajib diimplementasikan oleh seluruh sekolah kepada peserta didik,” tegasnya.(Joni)

Array
header-ads

Berita Lainnya