Petani tambak dan sawah di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, diberikan pemahaman terkait persoalan limbah Pertamina. (Foto: Selamet Hidayat)

Camat Losarang Indramayu Bersama Petani Bahas Penanganan Limbah Pertamina, Berharap Segera Ada Solusi

Ciremaitoday.com, Indramayu – Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, bersama Camat Losarang, Boy Billy Prima, Kepala Desa (Kades) Jumbleng, Suyanto, dan petani menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Apdeting terkait limbah Pertamina, Senin (22/7/2024).

Rakor tersebut bertujuan untuk mencari solusi terkait persoalan petani pesawahan dan petani tambak ikan yang sungainya tercemari ceceran crude oil akibat kebocoran pipa Pertamina.

Camat Losarang, Boy Billy Prima, menjelaskan bahwa hari ini pihaknya memberikan sosialisasi dan informasi dari hasil rapat yang sudah dilaksanakan kemarin, yang dipimpin langsung oleh Sekda, kemudian dengan pihak Pertamina EP, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Kadis Pertanian.

Selain itu, Boy juga memberikan informasi dari hasil rapat tersebut. Di mana poin pertamanya adalah bahwa kebocoran pipa sudah ditangani oleh pihak Pertamina.

“Ceceran crude oilnya juga sudah dibersihkan oleh pihak Pertamina. Dan saat ini juga masih berjalan penanganan untuk ceceran crude oilnya,” ujar Boy.

Sambung Boy, untuk uji sampel laboratorium itu juga dilakukan oleh pihak internal dan eksternal, dalam hal ini dari DLH termasuk juga Pertamina.

Boy menerangkan. bahwa hasil rapat hari ini petani tambak maupun petani sawah belum direkomendasikan untuk mengambil air dari irigasi sampai dengan ada hasil lab selesai.

Ia menyebut informasinya adalah satu minggu dari rapat kemarin. Makanya saat ini pihaknya mengimbau kepada masyarakat supaya mereka paham.

“Makanya, kita hari ini berupaya untuk menyerap aspirasi informasi dari masyarakat, sambil menunggu satu minggu ini kendala apa saja di lapangan, apakah perairan empang perlu air, apakah semai padi ini perlu air, itu kita carikan solusi-solusi,” tuturnya.

Sementara perwakilan dari petani, Mastuka, dia mengungkapkan sangat senang dengan hasil pertemuan seperti ini. Bahkan, kata dia, petani menyampaikan terima kasih kepada unsur pemerintahan setempat dan instansi terkait.

Mastuka mengatakan, atas terjadinya musibah yaitu kebocoran pipa Pertamina, akan tetapi penanganan di lapangan dilakukan secepat mungkin oleh pihak Pertamina.

“Dan tadi ada usulan dari pihak petani tambak dan petani sawah yaitu usulan untuk dibikin tambak bendungan karet untuk menangani permasalahan,” kata Mastuka.

Ia menuturkan, sedangkan untuk petani tambak sendiri selama hasil lab-nya itu belum keluar, dan jika memang ada kerugian permasalahan dengan bidang perikanan air tawar, tinggal dicatat saja dan nantinya langsung dilaporkan ke kelompok tani dan ke pemerintahan setempat.

“Kalau hasil Lab tidak berbahaya dan juga ramah lingkungan kita dari petani mungkin kita tidak akan ada tuntutan dan itu dianggap kita selesai. Tapi kalau itu memang berbahaya, dan mengandung limbah B3, ya otomatis secara tidak langsung petani tambak dan petani perikanan air asin akan menuntut,” tegasnya.

Mastuka menambahkan, air itu salah satu sumber untuk kehidupan, jadi ia mengharapkan jangan sampai dicemari oleh limbah-limbah yang berbahaya untuk ikan air tawar dan air asin.

“Untuk dampak dari kebocoran pipa Pertamina sendiri yang jelas kalau posisi ikan yang mati pasti ada, tapi dalam jarak radius berapa kilometer. Tapi untuk efek keperikanan itu tidak. Dan untuk persoalan ini masih kita dalami. Karena kita tidak akan semena-mena dengan permasalahan kejadian seperti ini karena tidak diinginkan,” ungkapnya.

“Namanya musibah atau bencana itu tidak akan diinginkan oleh kita-kita juga. Tapi kalau itu efeknya ke pertanian dan perikanan berbahaya, ya mungkin kita juga akan ada tuntutan,” pungkas Mastuka. (Selamet Hidayat)

Array
header-ads

Berita Lainnya