Ciremaitoday.com, Indramayu – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat resmi merilis data terbaru terkait angka kemiskinan khususnya di Kabupaten Indramayu, Jabar. Bahkan dalam satu tahun terakhir, angka kemiskinan di Indramayu terpantau menurun.
Berdasarkan data BPS Jabar, semula di tahun 2021 penduduk dengan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Indramayu jumlahnya mencapai 75.820 jiwa. Namun kini di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 53.050 jiwa.
Kondisi penurunan angka kemiskinan cukup signifikan itu, tak lain buah kerja manis dari Pemkab Indramayu di bawah kepemimpinan Bupati Nina Agustina Da’i Bachtiar. Yakni dengan menggagas sejumlah program dan terobosan seperti penguatan ketahanan pangan, peningkatan ekonomi, dan UMKM.
Penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Indramayu secara konkret terjadi mulai era Bupati Indramayu, Nina Agustina. Sebelum Nina, jumlah penduduk miskin Indramayu tahun 2020 mengalami peningkatan sekitar 220,31 ribu jiwa (12,70 persen). Hal itu terjadi akibat dampak pandemi COVID-19 yang berlaku secara nasional.
Pada fase pemulihan dampak COVID-19 itulah, Pemkab Indramayu di bawah kepemimpinan Nina merumuskan skenario yang tepat. Upaya itu pun berhasil, sehingga Pemkab Indramayu mampu menurunkan kemiskinan ekstrem mulai tahun 2021 hingga 2022 lalu.
Bupati Nina Agustina menyebut, penurunan angka kemiskinan itu tidak terlepas dari adanya intervensi Pemkab Indramayu terhadap penyebab timbulnya kemiskinan. Beberapa faktor penyebab itu, kata Nina, lalu dilakukan upaya untuk mengatasinya.
“Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan ekstrem. Faktor ekonomi tentu saja menjadi penyebab utama. Oleh karenanya, kami melakukan berbagai upaya agar perekonomian masyarakat bangkit, salah satunya melalui penguatan ketahanan pangan,” ungkap Nina, Minggu (22/1/2023).
Langkah lain yakni penguatan sektor ekonomi melalui kegiatan yang berbasis ketenagakerjaan, serta mendorong peningkatan usaha mikro kecil dan menengah. Secara faktual, upaya tersebut telah dilaksanakan melalui sepuluh program unggulan.
“Sepuluh program unggulan ternyata ikut mampu mendorong menurunkan penduduk miskin. Yakni di antaranya program Peri (Perempuan Berdikari) dan Kruwcil (Kredit Usaha Warung Kecil) yang kemudian menciptakan magnet ekonomi di tengah masyarakat secara langsung dengan kegiatan UMKM mandiri,” sebutnya.
Pada bagian lain, Ia menyebut, berbagai upaya untuk menurunkan penduduk miskin di Kabupaten Indramayu akan terus dilakukan. Sehingga pada tahun 2023 ini, Kabupaten Indramayu tidak lagi masuk dalam kelompok daerah dengan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Barat.
“Semua harus bekerja, bergerak bersama-sama. Program yang sudah berjalan dari hulu ke hilir agar lebih ditingkatkan, agar pendapatan masyarakat kita terus meningkat,” pungkasnya.(*)