Caption: Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Erus Rusmana, saat sosialisasi B2SA di sekolah. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday

Begini Cara Pemkab Cirebon Cegah Stunting Lewat Gerakan Pangan B2SA di Sekolah

Ciremaitoday.com, Cirebon-Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, terus mendorong penganekaragaman konsumsi pangan dengan membudayakan pola makan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), khususnya di sekolah-sekolah.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Cirebon, Risfa Eka Putri Wahyu Mijaya, mengatakan, konsumsi B2SA merupakan upaya penting untuk menurunkan dan mencegah stunting.

“Selain mewujudkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berprestasi, gerakan ini sejalan dengan program prioritas pemerintah yang harus sinergis dari pusat hingga desa,” kata Risfa saat sosialisasi B2SA di SMK Manbaul Ulum, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (31/5).

Risfa juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan “Makan Benar (Mabar) B2SA” yang diharapkan dapat menekan prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon.

“Saya sangat mendukung dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Melalui gerakan ini, diharapkan Kabupaten Cirebon berhasil menekan prevalensi stunting,” ujarnya.

Selain menurunkan stunting, gerakan B2SA bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang jenis-jenis makanan bergizi, mendorong siswa untuk mengkonsumsi makanan yang beragam dan sehat, serta membentuk kebiasaan makan yang bergizi sejak usia dini.

“Kami ingin pengetahuan dan kesadaran siswa tentang pentingnya konsumsi pangan B2SA dalam kehidupan sehari-hari bisa terwujud,” tambah Risfa.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Erus Rusmana, mengatakan bahwa gerakan ini merupakan program strategis untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat, terutama generasi penerus bangsa.

“Konsumsi makanan yang baik merupakan bekal untuk masa depan, selain sebagai salah satu upaya dalam penanganan stunting,” ucapnya.

“Pemenuhan gizi yang seimbang menjadi hal yang esensial, khususnya bagi anak-anak usia sekolah yang sedang dalam masa pertumbuhan,” kata Erus melanjutkan.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon meningkat dari 18,65% menjadi 22,9% pada tahun 2023. Oleh karena itu, sosialisasi B2SA menjadi sangat penting untuk menekan angka stunting tersebut.

“Saya berharap, sosialisasi yang dilakukan ini bermanfaat untuk kita semua,” pungkasnya.

Array
header-ads

Berita Lainnya