Ciremaitoday.com, Cirebon-Proses penerimaan siswa baru dengan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) mulai dilaksanakan hari ini, Selasa (10/6). Salah satunya di SMAN 1 Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang memastikan penerimaan murid baru dapat berjalan lebih transparan dan efisien berkat penerapan sistem tersebut.
Sistem ini tak hanya mempercepat proses seleksi, tetapi juga secara signifikan menutup celah praktik titipan siswa yang selama ini kerap menjadi sorotan.
Dengan terhubung langsung ke data kependudukan, sistem SPMB secara otomatis memunculkan titik koordinat rumah calon peserta didik. Hal ini membuat upaya manipulasi data alamat hampir mustahil dilakukan.
“Kita coba maksimalkan sesuai sistem. Karena sistem menurut saya tidak ada celah untuk bisa masuk ke sana (titipan). Saat identitas peserta didik dimunculkan, titik koordinat rumah langsung muncul otomatis dari data kependudukan,” ujar Ketua Panitia SPMB SMAN 1 Palimanan, Nanda saat ditemui di hari pertama pendaftaran.
Menurut Nanda, penerapan sistem digital ini juga mempermudah panitia dalam memverifikasi data dan memberikan layanan kepada masyarakat.
“Saat data dimasukkan, titik koordinat langsung terintegrasi dengan Google Maps dan data Dukcapil. Ini sangat membantu kami dalam memastikan keakuratan domisili,” ungkapnya.
Tahun ini, SPMB menghadirkan sejumlah perubahan dibanding sistem PPDB sebelumnya. Jalur zonasi kini diganti menjadi jalur domisili, dengan cakupan wilayah berdasarkan sistem rayon yang lebih luas dan terukur. Untuk SMAN 1 Palimanan, wilayah rayon B mencakup Kecamatan Ciwaringin, Gempol, Palimanan, dan Klangenan.
Kuota penerimaan tahap pertama terdiri dari jalur afirmasi dan KETM sebesar 30 persen, mutasi anak guru 5 persen, serta domisili 35 persen. Sementara jalur prestasi akan dibuka pada tahap kedua dengan kuota 30 persen. Total siswa yang akan diterima sebanyak 432 orang.
Meski sistem berubah, prinsip utama tetap mengedepankan asas keadilan berbasis jarak domisili.
“Untuk jalur domisili tetap mengikuti jarak terdekat ke sekolah. Sistem hanya mempermudah dan memperjelas semuanya, bukan mengubah prinsip dasar seleksi,” jelas Nanda.
Pendaftaran tahap pertama berlangsung dari 10 hingga 16 Juni, sedangkan tahap kedua dibuka pada 24 Juni hingga 1 Juli. Nanda menyatakan bahwa pelayanan pada hari pertama berjalan lancar.
“Alhamdulillah, semua berjalan baik. Kita juga berikan pembinaan kepada masyarakat yang mengalami kendala teknis,” pungkasnya.