Ciremaitoday.com, Majalengka – Para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Majalengka kini mendapat angin segar. Ritel modern Alfamart menyatakan siap menampung produk-produk lokal asal Majalengka secara gratis sebagai bentuk komitmen mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah di daerah tersebut.
Kepastian itu disampaikan oleh Regional Corporate Communication Alfamart, Budi Santoso, dalam agenda kurasi produk IKM Majalengka yang digelar bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Majalengka, Kamis, 24 April 2025.
Ia mengatakan, Alfamart membuka peluang seluas-luasnya bagi produk IKM asal Majalengka untuk masuk ke rak-rak minimarket di seluruh cabangnya, asalkan telah melalui proses kurasi dan mendapat rekomendasi dari pemerintah daerah.
“Untuk pelaku usaha IKM Majalengka, kami gratiskan biaya penempatan produk, dengan catatan produk tersebut telah mendapat surat rekomendasi dari dinas terkait. Tanpa itu, tetap akan dikenakan biaya sebagaimana produk komersial lainnya,” ungkap Budi.
Menurut Budi, proses pembayaran untuk pelaku IKM akan dibuat lebih ringkas dibandingkan dengan pabrikan besar.
“Kalau pabrikan dibayar per 30–35 hari, untuk UMKM cukup dua minggu sekali. Tapi tetap harus melalui tahapan administrasi dan pengecekan kelayakan, termasuk soal izin, kemasan, dan sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman,” jelasnya,
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Majalengka, Iding, mengapresiasi langkah Alfamart yang disebutnya sejalan dengan amanat Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Swalayan. Perda ini mengatur bahwa toko swalayan harus menyediakan minimal 30 persen raknya untuk produk lokal.
“Per hari ini, pemenuhan kuota 30 persen itu belum optimal. Tapi Alfamart menyatakan kesiapan untuk memenuhi ketentuan tersebut, bahkan menyediakan rak secara gratis bagi pelaku IKM kita. Ini langkah strategis,” kata Iding.
Ia menjelaskan, pihaknya akan terus mendorong pelaku IKM untuk mengikuti kurasi produk secara berkala agar bisa memenuhi syarat masuk ke pasar modern.
“Minimal ada NIB, sertifikasi halal, dan kemasan yang baik. Kami bantu fasilitasi itu, agar IKM kita bisa naik kelas,” ucapnya.
Dalam kegiatan kurasi kali ini, sekitar 40 produk IKM Majalengka mengikuti proses seleksi. Produk yang dikurasi sebagian besar berupa makanan dan minuman, yang dinilai paling cepat dalam perputaran modal. Meski demikian, Budi menegaskan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menerima produk non-kuliner seperti kerajinan tangan (handicraft), asal memenuhi standar distribusi ritel.
“Kalau bicara volume, memang makanan dan minuman jadi fokus utama karena putarannya cepat. Tapi bukan berarti kerajinan tidak bisa masuk. Kami terbuka. Hanya saja, untuk tahap awal kami prioritaskan yang paling potensial secara komersial,” ujarnya.
Saat ini, tercatat ada sekitar 40 gerai Alfamart yang tersebar di Kabupaten Majalengka. Potensi ini diharapkan bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku IKM lokal. Namun, Budi mengingatkan pentingnya koordinasi dengan pemerintah daerah agar semua proses berlangsung transparan dan terdata.
“Kami pernah punya pengalaman, ada produk lokal yang booming di ritel kami, tapi pemerintah daerahnya tidak tahu karena tidak melalui jalur resmi. Maka dari itu, kami tegaskan bahwa rekomendasi dari pemda itu penting agar produk menjadi binaan daerah, dan membanggakan bagi semua,” tegasnya.
Disperdagin Majalengka sendiri akan menjadikan kerja sama ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang penguatan IKM. Dengan kolaborasi seperti ini, Majalengka tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi dari bawah, tapi juga memperkuat jati diri sebagai kabupaten penghasil produk-produk unggulan yang siap bersaing di pasar modern. (KI)