CIREMAITODAY.COM, MAJALENGKA – Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menghadapi situasi yang mengkhawatirkan dalam masalah kesehatan, pasalnya 12.043 kasus diabetes mellitus yang tercatat pada tahun 2021. Penyakit yang umumnya dikenal sebagai kencing manis ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak kesehatan setempat.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, diabetes mellitus disebabkan oleh terganggunya jumlah dan fungsi insulin dalam tubuh, yang mengakibatkan tingginya kadar gula dalam darah. Untuk mengatasi penyakit ini, penanganannya terbagi dalam lima pilar utama, yakni edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, intervensi farmakologis, dan pemeriksaan gula darah secara rutin.
Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman dan penanganan diabetes mellitus, Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalengka menggelar Seminar Awam Diabetes Mellitus di RSUD Majalengka, Minggu (09/062024).
Direktur RSUD Majalengka, dr. Erni Harleni, menegaskan bahwa sementara diabetes mellitus mungkin tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikelola dan dikontrol dengan menjaga kadar gula darah dalam batas normal.
Dia juga berharap pemahaman masyarakat akan penyakit ini dapat meningkat, sehingga jumlah penderita baru dapat dikurangi, dan komplikasi yang mungkin timbul dapat dicegah.
“Meskipun diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat dikelola dan dikontrol dengan menjaga kadar gula darah dalam batas normal,” kata Direktur RSUD Majalengka, dr. Erni Harleni dalam keterangannya.
Narasumber dalam seminar ini adalah dua dokter spesialis, yaitu dr. Melindah dan dr. Radityo Akhmedika F, yang membahas topik ‘Diit Diabetes’ dan ‘Retinopati Diabetik’.
“Kunci utama dalam mengobati penyakit ini adalah pengaturan makan bagi para penderita diabetes, dengan memberikan konsumsi makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi,” kata Melindah.
Menurutnya, pelayanan kesehatan terhadap penderita diabetes merupakan standar yang harus mencapai 100% untuk menjaga kualitas hidup masyarakat.
Hal senda diungkapkan Radityo. Ia menambahkan, bahwa angka kejadian retinopati diabetik pada penderita diabetes di Indonesia mencapai 42,6%. Retinopati diabetik disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah pada retina akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Acara ini dimulai dengan senam sehat bersama dan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan gratis, termasuk cek gula darah. Selama seminar berlangsung, berbagai doorprize juga dibagikan untuk menyemarakkan acara tersebut. Keseluruhan kegiatan dan penyelenggaraannya terbuka untuk masyarakat umum tanpa dipungut biaya. (red)