Caption: Ilustrasi Pinjol. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Banyak Terjerat Pinjol, Kesejahteraan Guru Diminta Jadi Prioritas

Ciremaitoday.com, Jakarta-Anggota DPR RI Gamal Albinsaid menegaskan bahwa kesejahteraan guru di Indonesia harus mendapat perhatian serius, terutama bagi para guru honorer yang masih jauh dari layak. Hal ini, menurut Gamal, berpengaruh langsung terhadap kualitas pendidikan yang diterima oleh anak-anak Indonesia.

“Saya betul-betul mempelajari masalah pendidikan di Indonesia dan apa solusi yang bisa kami hadirkan untuk pemerintah,” ujar Gamal  dilansir dari dpr.go.id pada Jumat (18/10)).

Krisis Kesejahteraan Guru

Gamal menyoroti rendahnya penghasilan para guru, terutama guru honorer, yang kerap tidak mencukupi kebutuhan hidup. Berdasarkan data dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) pada Mei 2024, sekitar 42% guru dan 74% guru honorer memiliki penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan, sementara 13% guru dan 20,5% guru honorer hanya mendapatkan kurang dari Rp500 ribu.

“Kebayang nggak, mereka (guru) berangkat ke sekolah untuk mengajar, tetapi di saat yang sama mereka dibebani utang dan kebutuhan rumah yang belum terpenuhi. Bagaimana mereka bisa mengajar dengan tenang?” jelas politisi dari Fraksi PKS tersebut.

Gamal juga menyoroti fakta mengejutkan bahwa banyak guru yang terjebak dalam pinjaman online (pinjol) ilegal. Berdasarkan riset dari NoLimit, 42% masyarakat yang terjerat pinjol ilegal ternyata berprofesi sebagai guru.

“Kita juga dikejutkan oleh riset NoLimit yang mengatakan 42% masyarakat yang terjerat pinjol ilegal berprofesi sebagai guru,” ungkap Gamal.

Tragedi Guru Terlilit Utang

Krisis kesejahteraan guru ini semakin disorot pasca peristiwa tragis pada akhir 2023, di mana seorang guru SD berinisial WE (44) di Malang, Jawa Timur, memilih bunuh diri bersama keluarganya akibat utang yang menumpuk hingga puluhan juta rupiah. Kasus ini menjadi bukti nyata dampak buruk dari rendahnya kesejahteraan guru.

“Jika kesejahteraan guru masih minim, bagaimana mereka bisa mengajar dengan tenang tatkala utang membebani dan keperluan rumah tangga belum terpenuhi,” tambah Gamal.

Apresiasi untuk Dedikasi Guru

Meskipun menghadapi kesulitan ekonomi, Gamal mengapresiasi dedikasi para guru yang tetap berkomitmen mengajar hingga usia pensiun. Berdasarkan survei, 93,5% guru di Indonesia menyatakan akan terus mengajar hingga mereka pensiun, meskipun kondisi kesejahteraan yang kurang mendukung.

“Tapi hebatnya, 93,5% guru di Indonesia berkomitmen akan terus mengajar hingga pensiun. Ini yang perlu kita apresiasi bersama,” pungkasnya..

Gamal berharap pemerintah segera memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan guru untuk memastikan kualitas pendidikan di Indonesia terus meningkat.(Joni)

Array
header-ads

Berita Lainnya